Australia Buka Pintu Terbatas, 130 Ribu Siswa Asing Terkatung
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fvisual%2F2021%2F08%2F26%2Frekor-covid-di-sydney-3_169.jpeg%3Fw%3D360%26q%3D90)
Nasib 130 ribu mahasiswa asing di universitas Australia terkatung-katung setelah Negeri Kanguru mengumumkan membuka pintu perbatasan secara terbatas dengan prioritas warga negara setempat.
"Sangat mematahkan hati saya," ujar seorang mahasiswa India yang menempuh pendidikan S2 di University of Southern Queensland, Sovia Gill, kepada South China Morning Post.
Gill pun mengaku putus asa karena ia sudah belajar secara virtual sejak Februari 2020 lalu, ketika pandemi pertama kali merebak dan Australia menutup pintu perbatasan.
Sejak saat itu, ia selalu mendengar berbagai kemungkinan mahasiswa asing dapat kembali belajar di kampus, tidak secara virtual.
"Sempat ada kabar menggembirakan bahwa mahasiswa dapat kembali di tahun selanjutnya. Kabar itu sudah kami dengar hampir dua tahun belakangan. Saya sudah putus asa," tutur Gill.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2021%2F10%2F11%2Fkota-sydney-bernafas-usai-lockdown-100-hari-3_169.jpeg)
Ia mengaku sudah sangat muak belajar secara virtual karena berbagai kendala, apalagi koneksi internet di sekitar tempat tinggalnya di India tak begitu baik.
"Tak ada koneksi internet yang stabil di sini. Butuh waktu berjam-jam mengunduh pelajaran berdurasi satu jam. Saat ujian, saya harus ke rumah seseorang di kota agar ada internet," kata Gill.
Ceritanya berlanjut, "Karena saya pikir ini hanya sementara, saya terus berupaya menyesuaikan diri. Namun, ketika satu semester akan berakhir, kini saya bahkan kesulitan untuk lolos."
Gill hanya satu dari ribuan mahasiswa internasional lain yang nasibnya kini terkatung-katung. Berdasarkan data terbaru dari pemerintah Australia, ada sekitar 130 ribu mahasiswa asing yang masih menanti untuk dapat kembali ke negara itu.
Seorang pemimpin komunitas pelajar Vietnam, Bunh Nguyen, juga mengakui bahwa banyak mahasiswa dari negaranya merasakan pengalaman seperti di India. Selain itu, banyak pula mahasiswa dari Vietnam yang mengeluhkan kualitas pelajaran virtual.
"Biaya semester tak berubah, tapi kualitas edukasinya terus memburuk dan tak ada mahasiswa yang bisa menerima kondisi ini," ucap Nguyen, seperti dilansir ABC News Australia.
Dalam rencana pembukaan perbatasan yang diumumkan baru-baru ini sebenarnya memperbolehkan mahasiswa asing masuk kembali, tapi dalam jumlah sangat terbatas.
Baca detail wacana aturan lengkapnya di halaman selanjutnya >>>
0 Komentar