Tertunda Akibat Gempa, Kereta Komuter di Tokyo Penuh Sesak
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2021%2F10%2F08%2Filustrasi-penumpang-memadati-stasiun-komuter-di-jepang_169.jpeg%3Fw%3D600%26q%3D90)
Layanan kereta komuter di Tokyo, Jepang, masih mengalami penundaan sehari usai gempa bumi berkekuatan Magnitudo 5,9 mengguncang. Akibatnya, sejumlah kereta komuter penuh sesak dan antrean panjang penumpang terpantau di beberapa stasiun komuter di ibu kota Tokyo pada Jumat (8/10) waktu setempat.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (8/10/2021), gempa bumi terjadi pada Kamis (7/10) malam, sekitar pukul 22.41 waktu setempat, yang berpusat di timur Tokyo dan tercatat sebagai 'Strong 5' dalam skala intensitas Jepang. Gempa itu memicu pemadaman listrik dan beberapa kerusakan pada bangunan.
Pemerintah menerima sejumlah laporan soal terputusnya pasokan air dan aliran listrik untuk 250 bangunan di pusat Tokyo. Salah satu stasiun komuter terbesar, Shinagawa, tidak dapat beroperasi akibat pemadaman listrik. Hal itu memicu antrean panjang orang-orang yang terpaksa pulang menggunakan taksi pada Kamis (7/10) malam.
Puluhan orang terluka, dengan sebagian besar mengalami luka ringan akibat jatuh maupun tertimpa benda jatuh.
Hingga Jumat (8/10) pagi waktu setempat, semuanya kembali normal kecuali beberapa jalur kereta komuter yang mengalami keterlambatan atau beroperasi dengan kapasitas terbatas. Akibatnya, antrean panjang penumpang meluap hingga ke jalanan di luar stasiun karena terlalu padat.
Badan Meteorologi Jepang juga menyatakan bahwa gempa susulan dengan kekuatan yang sama mungkin dapat terjadi hingga satu minggu ke depan.
Tagar 'berkat gempa", dalam bahasa Jepang, menjadi tren via Twitter ketika warga Tokyo, yang sudah terbiasa dengan gempa, mencoba untuk melupakan peristiwa tersebut. Mereka bercanda dengan menyalahkan gempa sebagai pemicu segala masalah mulai dari kacamata yang hilang hingga kucing yang ketakutan.
"Sepertinya komuter sangat padat, berkat gempa," cuit salah satu pengguna Twitter. "Satu-satunya keberuntungan dalam hal ini adalah banyak orang sekarang setidaknya memiliki satu dosis vaksin (virus Corona)," lanjutnya.
0 Komentar