Bio Farma: Harga Tes PCR Masih Bisa Turun - BeritaSatu

 

Bio Farma: Harga Tes PCR Masih Bisa Turun

Selasa, 9 November 2021 | 13:46 WIB
Oleh: Herman, Muawwan Daelami / FMB

Warga melakukan tes Covid-19 di layanan PCR dan Antigen Swab di lab Test Altomed, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin 9 Agustus 2021.
Warga melakukan tes Covid-19 di layanan PCR dan Antigen Swab di lab Test Altomed, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin 9 Agustus 2021. (Foto: BeritaSatuPhoto/Joanito De Saojoao)

Jakarta, Beritasatu.com – Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyampaikan masih ada ruang untuk menurunkan harga tes PCR atau Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction. Namun berapa persen penurunannya masih terus dalam kajian Bio Farma.

BACA JUGA

“Ada exercise sederhana yang kami lakukan setelah kami mendapat undangan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dari pimpinan. Masih ada sebenarnya celah untuk menurunkan, tetapi berapa persennya belum,” kata Honesti Basyir dalam RDP dengan Komisi VI DPR, Selasa (9/11/2021).

Pemerintah Indonesia telah menetapkan batas tarif tertinggi tes PCR sebesar Rp 275.000 untuk wilayah Jawa-Bali. Sedangkan untuk daerah lain sebesar Rp 300.000.

Basyir memberi contoh penggunaan BioSaliva yang diluncurkan Bio Farma, yaitu produk atau metode alternatif dalam proses pengambilan sampel uji PCR yang biasanya melalui metode swab NPOP menjadi metode gargle PCR atau berkumur sampai pangkal tenggorokan.

“Metode ini bisa menurunkan biaya alat pelindung diri (APD), dan juga bisa dilakukan secara massal. Tetapi kami belum sedetail itu menghitung penurunan biaya (PCR). Tetapi kami punya keyakinan masih ada space atau ruang untuk bisa menurunkan harga PCR. Namun berapa persen turunnya, kami butuh exercise juga karena ini menyangkut nanti kapasitas produksi karena volume juga menentukan harga,” kata Basyir.

Seperti diketahui, selain meluncurkan produk Bio Saliva, Bio Farma juga melakukan pengembangan produk dengan meluncurkan BioVTM. Bio VTM merupakan alat yang digunakan untuk menempatkan sampel yang diambil dari masyarakat guna melakukan test PCR.

Alat tersebut diluncurkan mengingat Bio VTM yang selama ini digunakan merupakan hasil impor. “Jadi, kita mencoba untuk meningkatkan kemandirian salah satu caranya dengan memproduksi sendiri,” urai Honesti.

Selain itu, Bio Farma juga memproduksi mBioCov-19, sebuah komponen utama yang digunakan dalam pengetesan covid-19. Saat ini, reagen yang dimiliki Bio Farma sudah mampu mendeteksi beberapa varian baru termasuk varian Delta.

“Dari hasil tes yang kita lakukan di lab di Indonesia dari sisi sensitivitas, reagen ini sudah 98%. Artinya, reagen ini khusus untuk mendeteksi virus Covid-19, bukan untuk virus lain dengan sensitivitas 98%. Jadi kita sudah memenuhi standar WHO sendiri,” ujar Honesti.

Kemudian produk tersebut juga bisa digunakan untuk semua mesin PCR karena didesain supaya open system. Adapun Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mBioCov sudah 45% yang sekarang sedang dilakukan proses sertifikasi di Kementerian Perindustrian.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: BeritaSatu.com

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya