Tsunami Akibat Erupsi Gunung Berapi Tonga Terdeteksi di RI

Gelombang tsunami terjadi usai gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai di Tonga mengalami erupsi. Gelombang tsunami tersebut diklaim terdeteksi di Indonesia.
Ahli tsunami dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Semeidi Husrin, mengatakan gelombang tsunami terdeteksi di selatan Pulau Jawa. Tsunami itu terdeteksi perangkat ukur murah untuk muka air laut (PUMMA).
"Ya, betul, demikian. Memang alat yang dipasang di selatan Jawa sampai barat Sumatera itu menangkap sinyal anomali. Dan setelah kita analisa, kemungkinan besar dari dampak tsunami yang terjadi di Pasifik," kata Semeidi saat dihubungi, Rabu (19/1/2022).
Dia mengatakan PUMMA merekam data secara rapat karena pengambilan data dilakukan setiap sekitar 5 detik sekali. Jadi gelombang tsunami yang tak terlalu tinggi tercatat PUMMA.

"Sekitar 20 cm, memang tidak besar, karena terhalang Australia dan jauh dari Pasifik. Indonesia alhamdulillah kecil tsunaminya," ucapnya.
Dia mengatakan ada 8 unit PUMMA yang dipasang di selatan Pulau Jawa dan bagian barat Sumatera. Sinyal anomali tinggi muka air tercatat pada 15 Januari pukul 20.14 WIB.
"Yang paling besar, sejengkal atau sekitar 20 cm itu Prigi Jawa Timur. Yang lain di bawah itu," katanya
Dia mengatakan PUMMA atau juga disebut Inexpensive Device for Sea level Measurement (IDSL) sudah selama 3 tahun dipasang di selatan Jawa dan barat Sumatera.
Dia mengatakan alat ini juga murah dalam pembuatan dan perawatannya. Selain itu, masyarakat lokal dapat menjaga alat ini.

"Ini ke depannya, otoritas terkait bisa mengadopsi ini. Sudah 3 tahun pemasangannya dan selama ini alhamdulillah kinerja masih baik dan data bagus, harga murah, perawatan murah," ucapnya.
Semeidi mengatakan PUMMA dikelola bersama oleh KKP, LIPI, BPPT, asosiasi ahli tsunami, Badan Informasi Geospasial, hingga BMKG.
Simak tanggapan BMKG di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Kondisi Terkini Tonga Usai Letusan Dahsyat Gunung Api - Tsunami':
Tanggapan BMKG
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menilai data kenaikan tinggi muka air 20-30 cm di selatan Jawa perlu dianalisis lebih lanjut. Dia tetap berpegang pada data BMKG bahwa tsunami akibat erupsi gunung di Tonga tak terdeteksi di Indonesia.
"Iya benar, saya dalam posisi skeptis artinya saya tidak menolak tetapi saya juga belum menerima," kata Daryono saat dikonfirmasi terpisah.
"Tetapi saat ini saya masih berpatokan data kami kemarin bahwa tsunami tidak berdampak di wilayah Indonesia," tambahnya.

Dia mengaku belum yakin karena catatan waktu anomali tinggi muka air di selatan Jawa lebih cepat dari catatan di timur Australia. Dia menyoroti soal jarak dari Tonga ke Jawa yang lebih jauh daripada ke Australia.
"Iya tapi belum yakin karena kalau dilihat waktunya catatan di selatan Jawa tersebut kok lebih cepat dari catatan di timur Australia," katanya.
Tsunami Akibat Erupsi Gunung Laut di Tonga
Gelombang tsunami menerjang Tonga yang terletak di Pasifik Selatan. Warga Tonga dilaporkan menyelamatkan diri ke dataran lebih tinggi saat tsunami menerjang usai terjadi erupsi gunung api bawah laut di wilayah tersebut.
"Gelombang tsunami setinggi 1,2 meter teramati di Nukualofa," demikian pemberitahuan Biro Meteorologi Australia via Twitter, seperti dilansir AFP, Sabtu (15/1/2022).
Disebutkan bahwa ketinggian maksimum gelombang tsunami yang tercatat usai erupsi gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai pada Jumat (14/1) waktu setempat mencapai 30 sentimeter. Laporan menyebut gunung api Hunga Tonga-Hunga Ha'apai kembali erupsi beberapa jam setelah peringatan tsunami dicabut.
Gelombang tsunami ini mencapai sejumlah negara lain.
(jbr/fjp)
0 Komentar