Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Dokumen Rahasia Bocorkan Rancangan Awal Kesepakatan AS-Rusia Halaman all - Kompas

 

Dokumen Rahasia Bocorkan Rancangan Awal Kesepakatan AS-Rusia Halaman all - Kompas.com

PT. Kompas Cyber Media
4-5 minutes

KOMPAS.com - Harian Spanyol, El Pais, menerbitkan dua dokumen resmi yang menandakan kesediaan AS bersepakat dengan Rusia untuk saling menarik sistem peluru kendali di perbatasan. Namun, dokumen itu tidak menyebut status Ukraina.

Pemerintah AS bersedia membantu meredakan ketegangan di Eropa Timur jika Rusia mau mengurangi pasukannya di perbatasan Ukraina. Sikap tersebut tertuang dalam jawaban tertulis AS dan NATO kepada Rusia pekan lalu.

KOMPAS.com: Berita Terpercaya

Baca Berita Terbaru Tanpa Terganggu Banyak Iklan

Kedua dokumen yang dipublikasikan harian Spanyol, El Pais, pada Rabu (2/2/2022), mengindikasikan jalan keluar pertama dari situasi mencekam di timur Ukraina.

Baca juga: Inggris dan Rusia Sepakat Menuju Resolusi Damai dalam Konflik Ukraina

Video Rekomendasi

Pasukan AS Jadi Alasan Rusia Khawatir soal Konflik dengan Ukraina

Pasukan AS Jadi Alasan Rusia Khawatir soal Konflik dengan Ukraina

Di dalamnya, AS dan NATO sepakat membahas mekanisme transparan untuk mengonfirmasikan absennya peluru kendali Tomahawk dalam sistem pertahanan udara Aegis Ashore di Rumania dan Polandia.

Klausul itu berlaku hanya jika Rusia menawarkan langkah balasan yang transparan untuk memonitor penarikan sistem peluru kendali dari dua situs pilihan kami di Rusia.

Sejauh ini, pemerintah AS atau NATO menolak mengomentari dokumen rahasia "nonkertas” tersebut.

Baca juga: Rusia: Pengerahan Pasukan AS adalah Bukti Moskwa Harus Khawatir

Meski demikian, ia merefleksikan pandangan Sekretaris Jendral NATO Jens Stoltenberg yang dia publikasikan pekan lalu, sebagai sikap resmi yang mewakili ke-30 anggota pakta pertahanan terkait isu Rusia.

Aegis Ashore adalah sistem pertahanan udara untuk menghadang peluru kendali jarak menengah buatan AS yang digunakan Polandia dan Ukraina.

Namun, Rusia mengeklaim sistem ini bisa menopang rudal Tomahawk yang mampu menjangkau wilayahnya. Sebab itu, Moskwa menentang rencana AS menempatkan senjata tersebut di kedua negara.

Baca juga: Citra Satelit Ungkap Pasukan Rusia Makin Banyak di Dekat Ukraina

Jalan keluar diplomasi

Dalam pernyataan publiknya pada Selasa (1/2/2022), sejak lebih dari satu bulan, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh AS mengabaikan kepentingan keamanan Rusia. Namun, begitu dia mengeklaim Moskwa siap berunding untuk meredakan ketegangan di Ukraina.

Pernyataannya mengindikasikan Rusia belum akan menginvasi jirannya itu dan masih membuka peluang bagi diplomasi. Tawaran itu disambut Perdana Menteri Belanda Mark Rutte saat menemui Presiden Ukrain Volodymyr Zelenskyy di Kiev, Rabu.

Menurutnya adalah hal yang sangat penting untuk melanjutkan dialog. Jika tidak, "sudah jelas bahwa agresi lanjutan terhadap Ukraina akan mengundang konsekuensi yang serius.”

Baca juga: Ukraina Sebut 100.000 Tentara Rusia Belum Cukup untuk Invasi Skala Penuh

Namun begitu, kesepakatan awal Rusia dan AS tidak membahas tuntutan sentral lain dari Rusia, agar NATO menolak keanggotaan Ukraina.

Putin tidak hanya menuntut NATO menghentikan perekrutan negara anggota baru, tetapi juga mendesak penarikan semua pasukan dari sistem alutsista dari negara anggota yang bergabung sejak 1997, hampir separuh dari jumlah anggota NATO.

Dalam dokumen yang dibocorkan El Pais, NATO menegaskan komitmen terhadap kebijakan pintu terbuka, tanpa menyebut Ukraina. Menurut Pasal 10 Anggaran Dasar NATO, negara Eropa lain bisa diundang jika membantu memperkuat misi keamanan Eropa.

Dalam KTT 2008 lalu, NATO mendukung aspirasi Ukraina dan Georgia untuk menjadi anggota NATO dan negara-negara anggota telah sepakat bahwa negara-negara ini kelak akan menjadi anggota NATO.

Baca juga: Menlu Ukraina: Diplomasi dengan Rusia Berhasil, tapi Jangan Santai Dulu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Posting Komentar

0 Komentar