Mungkinkah Omicron Jadi Varian Terakhir? Ini Penjelasan Sejumlah Pakar
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid 19 kemungkinan tak akan hilang, pada akhirnya akan menjadi seperti flu. Namun, apakah Omicron kemungkinan menjadi varian terakhir?
Peneliti postdoctoral di University of Cambridge, Ben Krishna, yang berspesialisasi dalam Imunologi dan Virologi, mengatakan, meskipun Omicron tidak akan menjadi varian terakhir tetapi bisa menjadi varian terakhir yang menjadi perhatian. Bukan tidak mungkin SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, akan hilang sama sekali.
“Jika kita beruntung, dan perjalanan pandemi ini sulit diprediksi, SARS-CoV-2 kemungkinan akan menjadi virus endemik yang perlahan bermutasi seiring berjalannya waktu,” tulisnya seperti dilansir dari laman Au News
Penyakit ini mungkin akan sangat ringan karena beberapa paparan sebelumnya menciptakan kekebalan yang mengurangi kemungkinan rawat inap dan kematian.
"Kebanyakan orang akan terinfeksi pertama kali sebagai seorang anak, yang dapat terjadi sebelum atau setelah vaksin, dan infeksi ulang berikutnya hampir tidak akan terlihat," ujar Krishna.
Seperti flu, kita bisa memiliki musim di mana Covid lebih merajalela.
“Virus influenza juga dapat memiliki pola mutasi yang serupa dari waktu ke waktu, yang dikenal sebagai antigenic drift, yang mengarah pada infeksi ulang,” katanya.
Virus flu baru setiap tahun tidak selalu lebih baik dan cukup berbeda. Mungkin, bukti terbaik SARS-CoV-2 ini adalah 229E, yakni virus corona yang menyebabkan flu biasa, dan sudah terjadi.
Ahli epidemiologi Profesor Adrian Esterman mengatakan ,tidak ada alasan untuk menganggap Omicron adalah varian terakhir. Ia mengatakan, varian baru influenza terus-menerus ditemukan.
"Kalau kita menggunakan istilah endemik, yang kita maksud adalah virus itu berada pada level yang konstan di masyarakat dengan pola yang dapat diprediksi. Dengan definisi itu, Omicron sama sekali tidak endemik," katanya.
Mantan wakil kepala petugas medis Australia Nick Coatsworth menyatakan, pada 2022, pandemi Covid 19 akan berakhir.
"Didorong penyebaran varian Omicron yang tak terhindarkan, populasi global akan menghasilkan kekebalan terhadap virus ini," katanya.
Sementara, Chief Scientific Officer Pfizer Mikael Dolsten mengatakan, perusahaan memperkirakan beberapa daerah akan terus melihat tingkat pandemi kasus Covid 19 selama satu atau dua tahun ke depan. Negara-negara lain akan beralih ke endemik dengan beban kasus yang rendah dan dapat dikelola selama periode waktu yang sama.
"Kapan dan bagaimana tepatnya ini terjadi akan tergantung pada evolusi penyakit, seberapa efektif masyarakat menyebarkan vaksin dan perawatan, dan distribusi yang adil ke tempat-tempat di mana tingkat vaksinasi rendah," kata Dolsten.
Munculnya varian baru juga dapat berdampak pada bagaimana pandemi terus berlanjut.
Komentar
Posting Komentar