Norwegia: Invasi Rusia ke Ukraina Tinggal Tunggu Perintah Putin
Dinas intelijen militer Norwegia mengungkapkan bahwa Rusia secara operasional sudah siap melancarkan operasi militer secara luas terhadap Ukraina. Menurut intelijen militer Norwegia, Kremlin hanya perlu memberikan perintah agar invasi militer yang dikhawatirkan negara-negara Barat benar-benar terjadi.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (12/2/2022), perkembangan terbaru itu diungkapkan oleh kepala dinas intelijen militer Norwegia, Laksamana Madya Nils Andreas Stensones, dalam pernyataannya pada Jumat (11/2) waktu setempat. Norwegia merupakan negara anggota aliansi NATO yang juga terlibat ketegangan Ukraina.
"Rusia memiliki semua yang mereka butuhkan untuk melakukan segalanya, mulai dari invasi kecil di wilayah timur hingga serangan kecil di sana-sini di Ukraina, atau invasi total, dengan, mungkin, melibatkan pendudukan seluruh atau sebagian Ukraina," ungkap Stensones.
"Sekarang, terserah Presiden (Vladimir) Putin untuk memilih apakah dia ingin melanjutkan atau tidak," sebutnya.
Pernyataan ini disampaikan Stensones saat mempresentasikan laporan penilaian ancaman tahunan dari dinas intelijen Norwegia.
Menurut Stensones, Rusia memiliki 'lebih dari 150.000 tentara tempur' yang dikumpulkan di dekat perbatasan Ukraina, bersama dengan 'persenjataan paling canggih' milik negara itu dan semua kebutuhan logistik yang diperlukan.
"Sangat sulit untuk mengatakan apakah (serangan) mungkin terjadi atau tidak mungkin terjadi, karena itu sepenuhnya tergantung pada Presiden Rusia untuk mengambil keputusan," ujarnya.
Simak Video 'Warga AS Diminta Segera Pergi dari Ukraina!':
Negara-negara Barat meyakini Rusia mempersiapkan invasi segera terhadap Ukraina, meskipun Moskow membantahnya berulang kali.
Konflik di Ukraina bagian timur semakin parah sejak tahun 2014 saat kelompok separatis yang didukung Rusia dan pasukan militer Ukraina terlibat pertempuran.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Jumat (11/2) waktu setempat kembali memperingatkan 'risiko nyata dari konflik bersenjata baru di Eropa', sedangkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, menyatakan invasi Rusia bisa terjadi 'kapan saja'.
Komentar
Posting Komentar