Pasukan Rusia Tempati Lokasi Baru, Menlu AS: Serangan Sudah Dekat
Tempo.co
Yudono Yanuar

TEMPO.CO, Jakarta - Gambar satelit komersial yang diterbitkan oleh perusahaan swasta AS, Maxar Technologies, menunjukkan penempatan militer Rusia di beberapa lokasi baru di dekat Ukraina.
Maxar Technologies, yang melacak penempatan pasukan Rusia selama berapa minggu ini, mengatakan gambar yang diambil pada Rabu dan Kamis, 9-10 Februari 2022, menunjukkan penyebaran baru yang signifikan di beberapa lokasi di Krimea yang dicaplok, Rusia barat dan Belarusia.
Pergerakan itu dinilai AS sebagai tanda serangan sudah dekat. Invasi bisa datang kapan saja, mungkin sebelum akhir Olimpiade Musim Dingin bulan ini, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Jumat, 11 Februari 2022, seperti dikutip Reuters.
Presiden Joe Biden pun mengeluarkan peringatannya yang paling keras kepada warga Amerika di Ukraina untuk keluar sekarang, dengan mengatakan dia tidak akan mengirim pasukan untuk menyelamatkan warga AS jika terjadi serangan Rusia.
"Segalanya bisa menjadi gila dengan cepat," kata Biden kepada NBC News.
Blinken, yang sedang di Australia untuk pertemuan Menlu Quad, mengatakan pada konferensi pers, "Kita berada di ambang ketika invasi dapat dimulai kapan saja, dan untuk menjadi jelas, itu termasuk selama Olimpiade."
Olimpiade di Beijing berakhir pada 20 Februari 2022.
"Sederhananya, kita terus melihat tanda-tanda eskalasi Rusia yang sangat mengganggu, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina," kata Blinken.
Rusia mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat Ukraina, dan minggu ini meluncurkan latihan militer bersama di negara tetangga Belarusia dan latihan angkatan laut di Laut Hitam.
Moskow menyangkal rencana untuk menyerang Ukraina, tetapi mengatakan pihaknya dapat mengambil tindakan "teknis militer" yang tidak ditentukan kecuali serangkaian tuntutan dipenuhi, termasuk janji dari NATO untuk tidak pernah merekrut Ukraina sebagai anggota dan menarik pasukan dari Eropa Timur.
Beberapa negara Barat meluncurkan dorongan diplomatik minggu ini untuk membujuk Rusia agar mundur, tetapi Moskow menolak, tidak memberikan konsesi kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berkunjung Senin lalu dan secara terbuka mengejek Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss selama kunjungan pada Kamis.
Pembicaraan empat arah di Berlin antara Rusia, Ukraina, Jerman dan Prancis, bagian dari proses perdamaian lama dalam konflik antara Ukraina dan separatis yang didukung Rusia, juga tidak menghasilkan kemajuan pada hari Kamis.
Paris mengatakan delegasi Rusia setuju untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan tetapi menuntut Kyiv bernegosiasi langsung dengan separatis, "garis merah" yang telah ditolak Ukraina sejak 2014.
Gambar satelit Maxar itu belum dapat diverifikasi secara independen sampai berita ini diturunkan.
Di Krimea yang dicaplok Rusia pada 2014, Maxar mengidentifikasi 550 tenda pasukan dan ratusan kendaraan yang baru dikerahkan di lapangan terbang Oktyabrskoye di utara kota Simferopol, serta penempatan di dekat kota Novoozernoye dan Slavne.
Di Belarusia, satelit mengidentifikasi penempatan baru pasukan, kendaraan militer dan helikopter di lapangan terbang Zyabrovka dekat Gomel, kurang dari 25 km dari perbatasan dengan Ukraina.
Sedangkan di Rusia barat, mereka menemukan pengerahan besar pasukan dan pasukan baru di area pelatihan Kursk, sekitar 110 km di sebelah timur perbatasan Ukraina.
Rusia belum mengungkapkan berapa banyak pasukan yang telah dikerahkannya dan mengatakan pihaknya memiliki hak untuk memindahkan pasukan di sekitar wilayahnya sesuai keinginan. Ini untuk menegaskan bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman eksternal.
Berikutnya: Barat beda pendapat soal potensi serangan Rusia
Negara-negara Barat mempunyai sikap yang sama dalam hal akan menjatuhkan sanksi ekonomi berat terhadap Rusia jika menyerang Ukraina. Namun mereka tidak satu kata terhadap potensi terjadinya serangan.
Amerika Serikat dan Inggris sama-sama memperingatkan bahwa invasi bisa terjadi dalam beberapa hari. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pada Kamis bahwa hari-hari mendatang akan menjadi momen paling berbahaya dalam krisis keamanan terbesar di Eropa selama beberapa dekade.
Presiden Macron sebaliknya. Ia mengatakan Rusia tidak memiliki rencana di Ukraina tetapi menginginkan perubahan pada pengaturan keamanan Eropa, dan proses perdamaian yang dipimpin Prancis-Jerman yang ada untuk konflik separatis Ukraina memberikan jalan keluar.
Moskow sendiri tampak tidak terlalu antusias atas upaya negara-negara Barat untuk meningkatkan tekanan diplomatik.
Gambar Macron, duduk jauh dari Putin di ujung meja besar di Kremlin, menjadi viral di internet minggu ini dan diejek secara luas. Kremlin mengatakan pada hari Jumat bahwa tempat duduk itu diperlukan karena presiden Prancis telah menolak tes Covid-19 yang dilakukan oleh dokter Rusia.
Pejabat Prancis mengatakan menunggu tiga jam untuk hasil tes tidak mungkin mengingat jadwal perjalanan Macron. Sumber-sumber Prancis juga mengatakan kantor Macron khawatir Moskow akan mengambil sampel DNA-nya.
Menlu Inggris Truss yang datang ke Moskow untuk bertemu dengan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, Kamis lalu, dinilai menghasilkan "percakapan antara orang bisu dan orang tuli".
Pada Jumat, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengutip kesalahan Truss, yang harus dikoreksi oleh duta besarnya ketika dia mengira dua provinsi Rusia sebagai bagian dari Ukraina, sebagai bukti bahwa pemerintah Barat tidak tahu apa-apa. "Ini adalah kenyataan di mana kita harus mempertahankan posisi kita," katanya.
0 Komentar