Pentagon Belum Izinkan Jurnalis AS Ikuti Militer dan Meliput Ukraina - Kompas.com
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintahan Joe Biden dikecam karena menolak mengizinkan wartawan untuk bergabung dengan pasukan AS di luar Ukraina karena ada ancaman invasi Rusia yang membayangi.
Dilansir The Hill, sekretaris pers Pentagon, John Kirby, dikritik beberapa kali minggu ini oleh wartawan di ruang pengarahan Pentagon dan televisi atas keputusan tersebut.
Dia mengklaim ketidakhadiran wartawan itu demi memberi ruang bagi diplomasi antara pejabat Barat dan Rusia, yang sejauh ini tersendat.
Baca juga: 6 Negara Desak Warganya Keluar dari Ukraina Setelah Peringatan AS soal Invasi Rusia
“Ada banyak faktor yang menentukan bagaimana kami menangani akses media. Beberapa dari keputusan ini sangat sulit untuk dibuat. Kami menanggapinya dengan sangat serius, dan saat ini kami sedang mencoba untuk menyeimbangkan banyak faktor dalam hal waktu dan ruang untuk diplomasi," kata Kirby kepada Wolf Blitzer dari CNN di "The Situation Room".
Tetapi dengan lebih dari 100.000 tentara Kremlin telah ditempatkan di perbatasan Ukraina, termasuk sekitar 2.000 lebih ditambahkan dalam 24 jam terakhir, invasi skala penuh bisa datang dalam hitungan minggu.
Terkait ancaman yang akan datang, para jurnalis berpendapat, sangat penting untuk menempatkan wartawan di samping 3.000 tentara AS yang dikirim ke Eropa Timur untuk memastikan transparansi penuh.
"Kita, wartawan-wartawan Pentagon, telah bergabung dengan pasukan militer selama semua konflik baru-baru ini dalam beberapa tahun terakhir. Saya tidak mengerti mengapa Anda tidak menginginkan transparansi," kata Blitzer kepada Kirby.
Blitzer bukan satu-satunya jurnalis yang mengangkat isu tersebut.
Baca juga: Terkait Ketegangan Rusia-Ukraina, Kemlu Pastikan Kondisi WNI Aman
Sebelumnya, Asosiasi Pers Pentagon mengirim surat kepada Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan penasihat keamanan nasional Jake Sullivan meminta agar wartawan diizinkan bergabung dengan pasukan AS yang dikirim melintasi Atlantik.
Ini dianggap jadi sebuah langkah yang sangat penting bagi orang Amerika yang orang-orang terkasihnya mengabdi pada negara.
“Publik dalam masyarakat demokratis layak mendapatkan liputan media independen tentang putra dan putri mereka yang berseragam, dan itu tidak dapat diberikan hari ini tanpa pelaporan langsung di lapangan tentang kegiatan pasukan di Eropa,” tulis dewan direksi asosiasi.
Baca juga: Pembicaraan Rusia-Ukraina soal Konflik Separatis Gagal Totall
The National Press Club dan beberapa outlet berita, termasuk The New York Times, ABC News, Time, Stars and Stripes, dan Military Times, juga menekan Departemen Pertahanan “untuk mengizinkan akses bagi jurnalis sehingga mereka dapat mempertahankan haknya."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Komentar
Posting Komentar