Pertama Kali Melihat Proses Sirkuit 'Kilat' Formula E - Kompas

 

Pertama Kali Melihat Proses Sirkuit 'Kilat' Formula E

Aiman | 21 Februari 2022 | 05:05 WIB
pertama-kali-melihat-proses-sirkuit-kilat-formula-e
Menarik untuk mencermati pelaksanaan Formula E yang rencananya pada 4 Juni 2022 nanti. Bukan hanya sekadar race dari sisi otomotif, tapi race (pertarungan) di sisi politik. (Sumber: KompasTV)

Eksklusif di Program AIMAN, KompasTV, saya tayangkan bagaimana saya masuk dan melihat pertama kali pembangunan Sirkuit Formula E, di kawasan timur Taman Impian Jaya Ancol, di bekas pusat perbelanjaan di kawasan ini.

Setidaknya ada dua pro-kontra dari pelaksanaan Formula E ini. Pertama adalah pembangunan sirkuitnya yang 'kilat' dalam waktu 3 bulan, dan kedua adalah biaya komitmen (commitment fee) sebesar Rp560 miliar.

Mungkinkah Formula E tetap digelar pada 4 Juni 2022 mendatang?

Melihat Lahan Formula E & Mulai Dibangun

Saya masuk bukan tanpa kesulitan, beberapa kali saya mencoba menghubungi pihak yang bertanggung jawab atas proyek pembangunan sirkuit Formula E, yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro), BUMD milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, namun gagal alias tak diberi izin.

Akhirnya saya berhasil masuk eksklusif, bersamaan dengan kunjungan DPRD DKI Jakarta ke lokasi.

Saya melihat bagaimana proses ini dikerjakan, ada begitu banyak pekerja yang sigap di lahan seluas sekitar 40 hektare ini di kawasan Taman Impian Jaya Ancol.

Yang menarik perhatian saya adalah, di bagian tengah sirkuit tampak jelas bangunan megah Jakarta International Stadium (JIS) yang proses pembangunannya hampir rampung.  

Pekerja tengah menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan. Saya baru mengetahui pula, bahwa sirkuit Formula E ini sebagian berdiri di bekas Sirkuit Ancol yang pernah dibangun tahun 1970-an ini.

Tentu ini sudah layak secara kontur tanah, sehingga hanya diperlukan sedikit sentuhan untuk menggarapnya.

Tapi perhatian saya tertuju pada bagian paling timur dari rencana pembangunan sirkuit ini, yakni bekas tempat pembuangan lumpur hasil pengerukan sungai dan waduk di Jakarta beberapa waktu lalu. Bagian ini memenuhi sebagian kecil lahan yang akan digunakan sebagai sirkuit.

Hasil penelusuran saya terhadap lahan yang akan dijadikan Formula E di Ancol, lengkap akan tayang di Program AIMAN, Senin, 21 Februari 2022 pukul 20.30 WIB di Kompas TV.

Lahan Rawa, Tak Yakin Sirkuit Selesai 3 Bulan?

Sekretaris Komisi B DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P Pandapotan Sinaga, kepada saya mengungkapkan ketidakyakinannya bahwa sirkuit akan jadi dalam waktu tiga bulan.

"Saya orang di bidang konstruksi, saya semakin tidak yakin bahwa sirkuit ini akan jadi. Perlu pengerasan di bagian rawa yang jadi tempat buangan lumpur, sulit untuk jadi dalam 3 bulan!"

Sebaliknya, Direktur Jakpro yang juga Vice Managing Director Formula E, Gunung Kartiko mengungkapkan keyakinannya!

Optimisme Proyek 'Kilat'?

Gunung Kartiko membenarkan sebagian lokasi sirkuit Formula E yang sedang dibangun dulunya adalah area rawa-rawa, kontur tanahnya lembek dan tidak rata.

Namun, menurut Gunung, sirkuit Formula E di Ancol tersebut akan memenuhi standar kualifikasi sirkuit Formula E Internasional dari Federasi Otomotif Internasional (FIA).

Tim FIA akan memonitor pengerjaan sirkuit secara langsung ke Jakarta, agar lintasan yang dikerjakan memenuhi standar kualifikasi balapan Formula E.

"Mereka sangat detail sekali soal sirkuit ini dan nanti setelah sirkuit selesai, itu juga ada homologasi (pengesahan yang bersifat persetujuan)," kata Gunung seperti di kutip dari Antara, 29 Desember 2021 lalu.

Gaduh Rp560 Miliar Biaya Komitmen Formula E

Lalu bagaimana dengan masalah biaya komitmen Rp560 miliar?

KPK tengah menyelidiki terkait adanya dugaan penyalahgunaan uang yang bersumber dari APBD DKI Jakarta ini.

"Alasan-alasan kenapa Pemprov DKI membayar sekian-sekian dan transfernya ke mana, apakah ke pihak-pihak yang betul-betul punya kewenangan ya misalnya pemilik hak atas Formula E dan seterusnya," kata Pimpinan KPK Alexander Marwata di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (25/11/2021).

Lebih lanjut Alex menjelaskan soal penyelidikan terkait biaya komitmen Formula E ini.

"Ini kan masih dalam proses penyelidikan, kami juga masih belum mendapatkan perkembangan sejauh mana proses penyelidikan itu dilakukan oleh teman-teman lidik (penyelidik). Tentu saja, informasi-informasi itu yang nanti akan didalami oleh penyelidik," tutur dia.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria juga menanggapi soal commitment fee untuk acara balap mobil listrik Formula E di Jakarta yang lebih mahal ketimbang di Montreal, Kanada.

Riza mengatakan, besaran commitment fee Formula E memang berbeda-beda, tergantung negara penyelenggara.

"Kami ada perbedaan commitment fee antara Asia dan Eropa, kami mengikuti aturan dan ketentuan yang ada dari Formula E," kata Riza di kantor DPW PPP DKI Jakarta, Minggu (19/9/2021) lalu.

Pembalap senior yang juga ikut menjadi Ketua Dewan Pengarah (Steering Committee) Formula E Tinton Soeprapto yang saya wawancara mengungkapkan soal biaya ratusan miliar ini.

"Ini kan uang jaminan, di semua race ada! Dan ini jaminan untuk mereka, mereka kan sudah buat komitmen kalender (pelaksanaan), nanti kalau dari kita enggak jadi, apa pegangan mereka?" kata Tinton di program AIMAN, Kompas TV.

Tinton juga menyebut, uang ini tidak hilang, melainkan akan dipakai untuk kebutuhan pertandingan.

Terlepas dari pro dan kontra yang terjadi, memang menarik untuk mencermati pelaksanaan Formula E yang rencananya pada 4 Juni 2022 nanti. Bukan hanya sekadar race dari sisi otomotif, tapi race (pertarungan) di sisi politik juga kental mewarnai kontroversinya.

Saya Aiman Witjaksono...

Salam!

Baca Juga

Komentar