China Sangkal Rusia Minta Bantuan Militer terkait Invasi ke Ukraina

Otoritas China menyangkal laporan media-media terkemuka Amerika Serikat (AS) yang menyebut Rusia meminta bantuan militer kepadanya untuk membantu invasi ke Ukraina. Ditegaskan oleh China bahwa telah menjadi prioritasnya untuk mencegah situasi konflik di Ukraina menjadi tak terkendali.
"Saya belum pernah mendengar soal hal itu," jawab juru bicara Kedutaan Besar China di Washington DC, Liu Pengyu, saat dimintai komentar soal laporan media yang menyebut Rusia meminta bantuan militer China, seperti dilansir Reuters dan CNN, Senin (14/3/2022).
Dalam pernyataannya, Liu menyampaikan kekhawatirannya untuk 'situasi Ukraina'. Dia juga menegaskan bahwa China memiliki prioritas untuk mencegah situasi di Ukraina menjadi tidak terkendali.
"Situasi terkini di Ukraina memang menggelisahkan," sebutnya dalam pernyataan via email.
"Prioritas tinggi sekarang adalah mencegah situasi tegang meningkat atau bahkan menjadi tidak terkendali. China menyerukan untuk menahan diri sepenuhnya dan mencegah krisis kemanusiaan besar-besaran," cetus Liu dalam pernyataannya.
Dia menambahkan bahwa China telah dan akan melanjutkan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina.
Sebelumnya media terkemuka AS, seperti Financial Times, Washington Post, CNN dan New York Times, melaporkan pada Minggu (13/3) waktu setempat bahwa Rusia meminta bantuan militer dan ekonomi kepada China di tengah invasinya ke Ukraina.
Simak Video 'Alasan Rusia Hancurkan Pangkalan Militer Ukraina Dekat Perbatasan Polandia':
Laporan Washington Post yang mengutip sejumlah pejabat AS yang enggan disebut namanya itu, tidak menyebut lebih lanjut jenis persenjataan yang diminta Rusia kepada China ataupun bagaimana respons China.
Sementara laporan CNN yang mengutip seorang pejabat senior AS lainnya, yang juga enggan disebut namanya, menyebut bahwa salah satu bantuan militer yang diminta Rusia kepada China berupa drone.
Secara terpisah, laporan New York Times yang mengutip sejumlah sumber anonim menyebut Rusia juga meminta bantuan ekonomi kepada China, untuk menghadapi sanksi-sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terkait aksi militernya ke Ukraina.
Baik pemerintah Rusia maupun Kedutaan Besar Rusia di AS belum memberikan komentarnya atas laporan itu.
(nvc/idn)
0 Komentar