Dari Vladivostok sampai Saint Petersburg, Industri Mobil Jepang Stop Penjualan Akibat Invasi Rusia
Suara.com - Sebagai bentuk pernyataan protes atas invasi Rusia ke Ukraina, beberapa pabrikan otomotif asal Jepang mengambil sikap menghentikan aktivitas di negara bernama resmi Federasi Rusia itu.
Dikutip kantor berita Antara dari Reuters, sederet pabrikan otomotif Jepang berkomitmen tidak lagi menyuplai kendaraan mereka ke Rusia.
Termasuk dalam daftar adalah Mazda Motor Corporation yang berhasil menjual 30.000 unit kendaraan di Rusia tahun lalu akan mengakhiri pengiriman ekspor suku cadang ke pabrik patungan di Vladivostok.
![Logo baru Nissan dengan konsep bagian dari alam serta semangat baru [Nissan].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/17/20182-logo-baru-nissan.jpg)
Kemudian Mitsubishi Motor Corporation menangguhkan produksi dan penjualan mereka di Rusia, karena adanya potensi gangguan rantai pasokan sebagai akibat dari sanksi terhadap Rusia.
Baca Juga:
Senada Honda Motor Company yang menyatakan mengalami kesulitan dalam hal pengiriman unit kendaraan maupun pembayaran dari pemesan. Sehingga akan dilakukan langkah menangguhkan ekspor mobil dan sepeda motor ke Rusia, meskipun penjualan mencapai 1.406 unit di 2020.
Demikian pula Toyota Motor Corporation. Meski brand Jepang satu ini populer di Rusia, memiliki pabrik di Saint Petersburg berisi 2.000 pekerja, dan memproduksi sekitar 80.000 unit kendaraan, keputusannya adalah hengkang dari Rusia.
Mulai besok, Jumat (4/3/2022) Toyota akan menghentikan segala bentuk produksi dan penjualan di Rusia. Sedangkan ekspor juga dihentikan tanpa batas waktu karena gangguan rantai pasokan di masa invasi.
"Seperti semua orang di seluruh dunia, Toyota mengamati perkembangan yang sedang berlangsung di Ukraina dengan fokus kepada keselamatan rakyat Ukraina. Kami berharap tercipta perdamaian sesegera mungkin," demikian pernyataan Toyota yang dikutip dari Reuters.
Tindakan sebaliknya dilakukan Nissan. Perusahaan Jepang satu ini menganggap pasar otomotif Rusia sangatlah penting, di mana tahun lalu pihaknya berhasil memasarkan sekitar 53.000 unit kendaraan.
Baca Juga:
Disebutkan Nissan masih melanjutkan operasinya di Rusia sambil memantau situasi keadaan terkini.
0 Komentar