Presiden Ukraina soal Kebakaran PLTN: Rusia Tebar Teror Nuklir
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengecam serangan Rusia yang memicu kebakaran di PLTN Zaporizhzhia. Ia menuding Rusia berupaya menebar teror nuklir. (AFP/Genya Savilov)
Jakarta, CNN Indonesia --
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengecam serangan Rusia yang memicu kebakaran di PLTN Zaporizhzhia, Jumat (4/3). Ia menuding Rusia berupaya menebar teror nuklir dan ingin mengulangi bencana Chernobyl.
"Tidak ada negara selain Rusia yang pernah menembak unit pembangkit listrik tenaga nuklir. Ini pertama kalinya dalam sejarah kami, dalam sejarah umat manusia. Negara teroris ini sedang menggunakan teror nuklir," kata Zelensky, dikutip AFP.
Rusia memang sedang berupaya menguasai PLTN terbesar di Eropa itu dalam beberapa hari belakangan. Ukraina pun terus berupaya memukul mundur pasukan Rusia.
Namun, Rusia dilaporkan terus menembakiPLTNZaporizhzhia pada Jumat pagi. Akibat serangan ini, satu dari enam reaktor nuklir yang ada diPLTN tersebut terbakar.
Juru bicara PLTN Zaporizhzhia, Andriy Tuz, mengatakan bahwa reaktor itu memang sedang tidak beroperasi karena renovasi, tapi masih ada bahan bakar nuklir di dalamnya.
"Kami mendesak mereka [Rusia] menghentikan penembakan. Ada ancaman bahaya nuklir yang nyata di stasiun energi atom terbesar di Eropa ini," katanya, seperti dikutip Associated Press.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyatakan bila terjadi ledakan di PLTN tersebut, dampaknya bisa mencapai sepuluh kali lebih besar dari yang terjadi di Chernobyl.
PLTN Chernobyl sempat meledak saat gagal menjalankan uji coba keamanan pada 1986. Chernobyl pun terpapar radiasi nuklir parah yang membuat beberapa wilayahnya tak bisa dihuni hingga saat ini.
Dampak radioaktif dari ledakan di Chernobyl ini disebut-sebut setara dengan 400 kali bom Hiroshima dan Nagasaki pada 1945 silam.
(pwn/has)
Komentar
Posting Komentar