Korea Utara Bersumpah Akan Tingkatkan Persenjataan Nuklirnya Halaman all - Kompas.com

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Utara akan mempercepat pengembangan persenjataan nuklirnya.
Ini disampaikan Presiden Korut Kim Jong Un saat mengawasi parade militer besar-besaran yang menampilkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dan senjata lainnya.
Dilansir Reuters mengutip media pemerintah KCNA, pawai berlangsung Senin (25/4/2022) malam selama perayaan ulang tahun berdirinya angkatan bersenjata Korea Utara.
Itu terjadi ketika Pyongyang telah meningkatkan uji coba senjata dan menunjukkan kekuatan militer di tengah pembicaraan denuklirisasi yang terhenti dengan AS dan pemerintahan konservatif yang akan datang di Korea Selatan.
Pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan ada tanda-tanda konstruksi baru di satu-satunya situs uji coba nuklir Korea Utara yang diketahui, yang telah resmi ditutup sejak 2018.
Video Rekomendasi

Ini menunjukkan Pyongyang mungkin bersiap untuk melanjutkan pengujian senjata nuklir.
"Angkatan nuklir Republik harus siap untuk menjalankan misi yang bertanggung jawab dan pencegahan unik kapan saja," kata Kim pada pertemuan itu, menurut KCNA.
Kim menyebut misi mendasar dari kekuatan nuklir Korea Utara adalah untuk mencegah perang, tetapi itu mungkin bukan satu-satunya misi.
"Jika ada kekuatan yang berusaha mengganggu kepentingan fundamental bangsa kita, kekuatan nuklir kita akan dipaksa untuk secara tak terduga menjalankan misi kedua," kata Kim.
Parade tersebut menampilkan ICBM terbesar Korea Utara yang diketahui, Hwasong-17.
Rudal besar itu diuji coba untuk pertama kalinya bulan lalu, tetapi para pejabat di Korea Selatan yakin upaya untuk melakukan uji coba penuh berakhir dengan ledakan di Pyongyang.
Surat kabar Korea Utara Rodong Sinmun merilis foto-foto yang menunjukkan Hwasong-17, serta apa yang tampak seperti rudal hipersonik dan rudal balistik yang diluncurkan kapal selam.
Semuanya dipajang di antara senjata lain di truk dan kendaraan peluncur yang dikelilingi kerumunan pengamat dan peserta yang mengibarkan bendera.
Arak-arakan itu juga termasuk deretan senjata konvensional seperti artileri, peluncur roket, dan tank prototipe, ditambah puluhan ribu pasukan yang meneriakkan "panjang umur" kepada Kim Jong Un.
Program rudal balistik dan senjata nuklir Korea Utara dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan PBB, yang telah menjatuhkan sanksi pada negara tersebut.
Dalam uji coba senjata terbaru pada 16 April, Kim mengawasi peluncuran apa yang dikatakan media pemerintah sebagai rudal jarak pendek yang dapat mengirimkan senjata nuklir taktis.
Selama kunjungan ke Seoul pekan lalu, Sung Kim, utusan AS untuk Korea Utara mengatakan sekutu akan "menanggapi secara bertanggung jawab dan tegas terhadap perilaku provokatif."
Korea Utara mengatakan pihaknya terbuka untuk diplomasi, tetapi telah menolak tawaran Washington sebagai tidak tulus mengingat apa yang Pyongyang lihat sebagai "kebijakan bermusuhan" seperti sanksi dan latihan militer dengan Korsel.
0 Komentar