Pangkas Pendapatan Pemerintahan Putin, Negara G7 Kompak Batasi Harga Minyak Rusia
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ELMAU – Para pemimpin dari kelompok negara G7 mengumumkan sanksi barunya terhadap Putin dengan membatasi harga minyak yang dipasok dari Rusia.
Rencana ini diungkapkan setelah minyak mentah di pasar global terus mengalami lonjakan, hingga membuat harganya melompat ke level tertinggi.
Hal inilah yang dikhawatirkan dapat membuat Rusia memperoleh lebih banyak pendapatan dari ekspor, meskipun permintaan impor minyak Rusia saat ini tengah mengalami penurunan.
Kekhawatiran ini semakin diperparah lantaran Rusia merupakan salah satu eksportir minyak mentah terbesar di pasar global.
Tiap tahunnya Rusia menyumbang lebih dari seperempat impor minyak, menurut data Badan Energi Internasional (IEA), negara beruang merah itu biasanya mengekspor sekitar 2,85 juta barel per hari baik melalui jalur laut maupun pipa.
“Diskusi aktif dan konstruktif terus berlanjut di antara G7 tentang bagaimana pengenalan batas harga semacam itu dapat berhasil,” ujar seorang pejabat pemerintah Jerman, saat ditemui di pertemuan KTT G7, Sabtu (25/6/2022).
Melansir dari situs berita Tass, pembatasan harga ini merupakan lanjutan dari embargo gas dan minyak Rusia yang telah lebih dulu dilakukan sejumlah negara G7 seperti AS, Kanada dan Inggris. Kemudian tak berselang lama Uni Eropa menyusul untuk memberlakukan aturan baru tersebut.
Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari sanksi terhadap Rusia atas invasi yang dilakukan Putin ke Ukraina.
Dengan memberlakukan penetapan harga pasokan minyak mentah Rusia, diharap cara ini dapat memotong pendapatan Putin untuk memperkuat pasukan militernya, sehingga invasi Rusia bisa berangsur melemah.
Tak hanya itu dengan begini Uni Eropa juga dapat sedikit menurunkan angka inflasi imbas dari kenaikan harga minyak dan gas yang telah terjadi dalam beberapa bulan terakhir hingga mengerek naik harga kebutuhan bahan pangan.
Komentar
Posting Komentar