5 Fakta Papua Merdeka yang Tak Sengaja Diteriakan Lyodra saat Bernyanyi di Istana Negara - Pikiran-Rakyat.com
PIKIRAN RAKYAT – Penampilan penyanyi kenamaan Lyodra di Istana Negara saat perayaan HUT ke-77 RI 17 Agustus 2022 mendapat kritik karena sempat melontarkan kata-kata Papua Merdeka.
Kata-kata Papua Merdeka itu terlontar dari mulut Lyodra saat dia hendak menyanyikan lagu tradisional asal Papua.
Dalam sebuah video viral yang dibagikan di media sosia twitter, Lyodra tampak tak sengaja meneriakan kata subversive tersebut.
“Sekarang akan pindah ke lagu daerah Papua merdeka!” kata Lyodra.
Mengapa kata-kata Papua Merdeka begitu kontroversial di telinga rakyat Indonesia? Berikut fakta-fakta soal Papua Maerdeka yang berhasil dihimpun Pikiran-rakyat.com.
Tuntutan Kemerdekaan Rakyat Papua
Papua Merdeka merupakan slogan sekaligus pekikan yang diteriakan oleh sebagian rakyat Papua yang merasa tak puas dengan pemerintahan Indonesia.
Sebagian rakyat Papua tersebut bergabung ke dalam sebuah organisasi pemberontak yakni Operasi Papua Merdeka (OPM) yang ditumpas oleh TNI.

OPM sendiri didirikan pada 1965 di Papua Barat yang saat ini menjadi salah satu provinsi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pernah Dideklarasikan Merdeka Pada 1971
OPM pernah mendeklarasikan Republik Papua Barat pada 1 Juli 1971 yang dikumandangkan para pemimpin OPM Markas Victoria.
OPM Markas Victoria sendiri merupakan gerakan sentral yang akhirnya pecah menjadi dua karena ketegangan internal, sehingga melahirkan faksi baru.
Akhirnya deklarasi kemerdekaan tersebut tak pernah diakui baik oleh Indonesia ataupun forum Internasional.
Dukungan dari Republik Vanuatu
Republik Vanuatu pernah mempermasalahkan status Papua Barat dengan mengajukan voting di Pacific Island Forum(PIF) Leaders Summit.
Perdana menteri Vanuatu bahkan berkomitmen untuk mengajukan proposal di KTT Melanesian Spearhead Group (MSG) dan Forum Pulau Pasifik (PIF) tahun ini.

Komitmen tersebut diutarakan saat Vanuatu berperan sebagai tuan rumah KTT para pemimpin PIF tahun ini di Port Vila pada bulan Agustus, 2010.
Kontroversi Operasi Militer
Papua Barat selalu diwarnai oleh operasi militer untuk menekan gerakan OPM yang hendak memerdekakan diri.
Operasi militer ini menjadi kontroversi karena diduga penuh dengan kekejaman dan pelanggaran Hak Azasi Manusia.
Salah satunya kasus terbaru yang cukup menyita perhatian publik adalah kasus penyiksaan Steven Yadohamang pemuda difabel berusia 24 tahun yang diinjak kepalanya hingga meninggal oleh dua orang oknum TNI pada 26 Juli 2021.
Kekejaman OPM
Di sisi lain, OPM pun sering malakukan pelanggaran HAM terhadap para pekerja yang berada di Papua.
Misalnya, Pada tanggal 21 Januari 2012, orang-orang bersenjata, yang diyakini sebagai anggota OPM, menembak dan membunuh seorang warga sipil yang sedang menjalankan kios pinggir jalan. Ia adalah seorang transmigran dari Sumatera Barat.
Kemudian terbaru, bentrokan antara pengunjuk rasa, kontra-pndemo dan polisi mengakibatkan ratusan orang cedera, dengan lebih dari 31 orang tewas dari bentrokan dan kerusuhan, sebagian besar non-Papua terjebak ketika perusuh membakar rumah.***
0 Komentar