Adik Kim Jong-Un Ejek Presiden Korsel Sosok Kekanakan, Tolak Bantuan Ekonomi untuk Denuklirisasi - Kompas
Adik Kim Jong-Un Ejek Presiden Korsel Sosok Kekanakan, Tolak Bantuan Ekonomi untuk Denuklirisasi
SEOUL, KOMPAS.TV - Kim Yo-jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menegaskan telah menolak bantuan ekonomi Korea Selatan untuk ditukar dengan denuklirisasi.
Seperti dilaporkan KCNA, Jumat (19/8/2022), ia bahkan mengejek bahwa Presiden Yoon Suk-yeol merupakan sosok yang kekanak-kanakan.
Kim Yo-jong yang merupakan seorang pejabat tinggi, mengkritik tawaran Presiden Yoon untuk meningkatkan ekonomi dan mata pencaharian rakyat Korea Utara.
Ia menyebut tawaran Kim Yo-jong tersebut sebagai sebuah angan-angan.
Yoon sebelumnya mengusulkan apa yang disebutnya sebagai “rencana berani” untuk menukar kerja sama ekonomi demi mengakhiri program nuklir Korea Utara saat pidato pelantikan pada Mei lalu.
Sejak itu, ia terus mengajukan gagasan tersebut, mengulangi tawarannya pada pekan ini.
Dalam pidatonya Senin (15/8/2022), Yoon mengatakan pemerintahnya akan menerapkan program pangan skala besar, memberikan bantuan untuk pembangkit listrik, meningkatkan pertanian, dan langkah-langkah lain untuk memodernisasi Korea Utara.
Hal itu termasuk bantuan ekonomi, dengan imbalan denuklirisasi dari negara tertutup tersebut.
Namun, Kim Yo-jong menepis proposal tersebut, dan melakukan serangan secara pribadi ke Presiden Yoon Suk-yeol.
“Rencana untuk menukar kerja sama ekonomi dengan kehormatan kami, nuklir, adalah mimpi, harapan dan rencana hebat Yoon, kami menyadari ia sosok yang sangat sederhana dan kekanakan,” kata Kim Yo-jong dikutip dari CNN.
“Kami menegaskan bahywa kami tak akan duduk berhadapan muka dengan dirinya,” ujarnya.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan pun menyayangkan pernyataan Kim Yo-jong yang mereka sebut tak menghormati.
“Korea Utara telah mendistoris ide-ide kami dan menyebutkan niatnya untuk melanjutkan pengembangan nuklir alih-alih menanggapi inisiatif yang berani,” bunyi pernyataan kementarian tersebut.
Mereka menambahkan bahwa sikap seperti itu tidak hanya mengancam perdamaian di semenanjung Korea, tetapi juga memperburuk situasi ekonomi Korea Utara sendiri.
Komentar
Posting Komentar