Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Pasar Kripto Merana, Harapan Bull Run Tak Kunjung Datang - BeritaSatu

 

Pasar Kripto Merana, Harapan Bull Run Tak Kunjung Datang

Jumat, 19 Agustus 2022 | 13:38 WIB
Oleh: Lona Olavia / FER

Ilustrasi kripto.
Ilustrasi kripto. (Foto: Antara)

Jakarta, Beritasatu.com - Menjelang akhir pekan ketiga Agustus 2022, pasar kripto terus tertunduk lesu. Pergerakan harga 10 aset kripto berkapitalisasi besar atau big cap secara keseluruhan semuanya kompak nyaman di zona merah sepanjang pekan ini.

Melansir CoinMarketCap, Jumat (19/8/2022) pukul 13.15 WIB, nilai Bitcoin bertengger di zona merah dengan harga US$ 22.810 atau turun 2,67% dalam 24 jam terakhir. Altcoin lainnya, Ethereum (ETH) masih lebih baik meski sama-sama anjlok di 1,77% ke US$ 1.815. Kripto lainya, Cardano (ADA), Solana (SOL) dan Dogecoin (DOGE) anjlok lebih dari 6%.

Advertisement

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, pasar kripto masih belum bisa bangkit dari keterpurukan. Saat ini, banyak investor kripto yang terlihat sangsi melakukan akumulasi aset kripto lantaran sentimen makroekonomi sedang tidak baik-baik saja.

Salah satu faktor yang menghambatnya kebangkitan pasar kripto adalah The Fed menerbitkan risalah rapat komite pasar terbuka federal (FOMC) Juli pada Kamis (18/8/2022) lalu, yang menegaskan mereka akan terus mengetatkan kebijakan suku bunga acuannya hingga inflasi benar-benar terkendali.

"Risalah itu membuat investor pasar kripto bingung dengan sikap The Fed. Padahal sebelumnya, mereka memberi sinyal ada kemungkinan melonggarkan kebijakan moneternya selepas September mendatang. Kalau tidak benar terjadi dan ada pengetatan kebijakan moneter ditakutkan menghambat likuiditas di pasar kripto,” kata Afid, Jumat (19/8/2022).

Di sisi lain, kabar mengenai tingkat Inggris yang mencapai 10,1% pada Juli 2022 juga sedikit banyak menekan laju pasar kripto. Perlu diketahui angka inflasi di Inggris itu merupakan tertinggi dalam 40 tahun terakhir.

Adanya penguatan nilai indeks Dolar AS juga menekan performa aset kripto. Nilai indeks dolar AS pada Jumat (19/8/2022) pagi, sempat menyentuh level 107,6 alias meningkat dari periode sama sehari sebelumnya 106,5.

"Investor yang memegang kripto sebagian besar menjualnya asetnya karena berisiko, seperti saham, jadi mereka lebih memilih untuk memegang dolar AS terlebih nilainya sedang menguat,” ujar Afid.

Pergerakan Bitcoin kembali berada di bawah day-20 exponential moving average (EMA) dan ada kemungkinan meneruskan laju penurunannya. Level support BTC terdekat kini berada pada harga US$ 22.370, jika titik tersebut tertembus bisa menarik harga ke level US$ 20.701. Sementara, target rebounce BTC berada di level resistance pada level US$ 23.362.

Ethereum (ETH) juga menunjukkan tren penurunan di pasar kripto dalam lima hari terakhir. Meski demikian, sejak 19 Juni lalu, nilai ETH sudah naik 109% dari US$ 880,93 ke US$ 1.818.

Kenaikan ini diduga merupakan respons dari antisipasi pasar terhadap The Merge, yaitu transisi jaringan Ethereum ke proof-of-stake dari proof-of-work.

"Tapi saat ini ETH sedang menguji pertahanan harganya di level support US$ 1.783, apabila terjadi breakdown, kemungkinan ETH turun lebih dalam capai level US$ 1.663. Resistance ETH ada di level US$ 1.915,” pungkas Afid.

Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini

Sumber: Investor Daily

Posting Komentar

0 Komentar