Rencana Kedatangan Kapal Survei China ke Sri Lanka Picu Kekhawatiran
KOLOMBO - Rencana kunjungan kapal survei China ke Sri Lanka telah memicu kekhawatiran diplomatik di negara kepulauan itu. Pemerintah Sri Lanka di Kolombo meminta agar Beijing menunda kedatangan kapal itu minggu depan.
Kapal penelitian dan survei China, Yuan Wang 5, sedang dalam perjalanan ke pelabuhan terbesar kedua di Sri Lanka, Hambantota. Kapal itu diperkirakan akan tiba pada 11 Agustus. Pelabuhan senilai USD1,5 miliar itu terletak di dekat rute pelayaran utama dari Asia ke Eropa, dan telah dibangun serta disewa oleh Beijing.
Kedatangan kapal yang dijadwalkan itu telah memicu kekhawatiran sejumlah negara, termasuk India, atas pengaruh China. Sri Lanka menarik minat dari dua raksasa regional karena lokasinya yang strategis.
Kementerian Luar Negeri India mengatakan pada 28 Juli, New Delhi “dengan hati-hati memantau setiap perkembangan yang berkaitan dengan kepentingan keamanan dan ekonomi India, dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindunginya.”
Di tengah kekhawatiran bahwa hal itu dapat mempengaruhi hubungan diplomatik Sri Lanka, Kementerian Luar Negeri di Kolombo meminta “tanggal kedatangan kapal Yuan Wang 5 di Hambantota ditunda sampai konsultasi lebih lanjut dilakukan mengenai masalah ini,” menurut sebuah laporan dari The Sunday Morning.
“Samudera Hindia memiliki kepentingan strategis bagi semua negara di kawasan Asia Selatan, dan berlabuhnya kapal mata-mata merupakan ancaman besar bagi keamanan maritim di kawasan itu,” kata Rishad Bathiudeen, mantan Menteri Industri dan Perdagangan Sri Lanka.
“Masuk dan keluarnya kapal apa pun ke perairan teritorial Sri Lanka tidak hanya merupakan masalah kedaulatan dan integritas wilayah Sri Lanka, tetapi juga menimbulkan masalah keamanan bagi negara-negara tetangga lainnya,” lanjut Bathiudeen.
Belt & Road Initiative Sri Lanka, sebuah perusahaan konsultan yang berbasis di negara itu, mengatakan di situs webnya bahwa Yuan Wang 5 akan berada di Hambantota selama seminggu. Menurut perusahaan itu, kapal itu "akan melakukan kontrol satelit dan pelacakan penelitian" di bagian barat laut wilayah Samudra Hindia.
Komentar
Posting Komentar