Biden: Mikhail Gorbachev Pemimpin Langka yang Bikin Dunia Lebih Aman By CNN Indonesia

 

Biden: Mikhail Gorbachev Pemimpin Langka yang Bikin Dunia Lebih Aman

By CNN Indonesia
cnnindonesia.com
2 min
Mikhail Gorbachev meninggal dunia. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Amerika SerikatJoe Biden, mengatakan eks Presiden Uni SovietMikhail Gorbachev, sebagai pemimpin yang langka dan penyelamat dunia.

Pernyataan itu muncul usai kabar duka Gorbachev meninggal beredar.

"Ini adalah tindakan seorang pemimpin yang langka, seseorang dengan imajinasi untuk melihat bahwa masa depan yang berbeda mungkin terjadi dan keberanian untuk mempertaruhkan seluruh karier untuk mencapainya," kata Biden dalam sebuah pernyataan seperti dikutip AFP, Rabu (31/8).

Pernyataan Biden merujuk pada reformasi demokrasi Gorbachev. Nama dia melambung karena kebijakan yang populer yakni glasnost dan perestroika.

Glasnost adalah kebijakan yang meliputi keterbukaan dalam semua bidang di institusi pemerintahan termasuk kebebasan informasi. Dengan kata lain, aturan ini adalah akhir dari sensor dan pemblokiran media termasuk media asing.

Sementara itu, perestroika yakni perubahan atau reformasi untuk mendorong modernisasi ekonomi dan masyarakat di Uni Soviet.

Dua kebijakan krusial Gorbachev itu disambut Barat dan rakyat Soviet. Namun, langkah dia mendapat kecaman dari sejumlah pihak yang ingin kebijakan lama Soviet.

"Hasilnya adalah dunia yang lebih aman dan kebebasan yang lebih besar bagi jutaan orang," lanjut Presiden AS itu.

Gorbachev meninggal dunia di usianya yang ke-92 tahun pada Selasa (30/8).

"Mikhail Gorbachev meninggal dunia malam ini setelah sekian lama mengidap penyakit serius," demikian pernyataan rumah sakit di Moskow, dikutip AFP.

Gorbachev lahir di Privolnoye, Uni Soviet, sebelum berganti jadi Rusia, pada 2 Maret 1931. Karir politiknya mentereng saat ia menjadi Sekretaris Jenderal partai komunis pada 1985 hingga 1991.

Kemudian pada 1990-1991, ia menjadi presiden Uni Soviet ke delapan sekaligus yang terakhir. Di bawah pimpinan dia salah satu negara berideologi komunis terbesar runtuh usai sejumlah wilayah melepaskan diri.

Ia juga memutuskan nasib negara-negara Eropa Timur yang bebas dari aturan Uni Soviet.

Namun, ia dituduh menjadi biang kerok kehancuran Uni SOviet yang pernah jadi raksasa dunia.

(isa/bac)

Baca Juga

Komentar