Baku Tembak Pasukan Azerbaijan dan Etnik Armenia Tewaskan 5 Orang, Begini Sikap Rusia
MOSKOW, iNews.id - Rusia mengungkapkan keprihatinannya yang serus atas meningkatnya ketegangan di wilayah Nagorno-Karabakh. Bentrokan baru itu dipandang sebagai ujian utama pengaruh Rusia di Kaukasus selatan.
"Kami mendesak para pihak untuk menahan diri dan mengambil langkah-langkah untuk meredakan situasi. Selama beberapa hari terakhir telah terjadi pelanggaran berulang terhadap rezim gencatan senjata," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan, insiden itu sekali lagi menegaskan kebutuhan penting bagi Baku dan Yerevan untuk melanjutkan negosiasi sesegera mungkin.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pasukan Azerbaijan telah menembaki sebuah mobil yang membawa petugas penegak hukum setempat di wilayah tersebut. Tiga orang tewas dan satu lainnya luka.
Lantas sebagai aksi balasan, pejabat pro-Armenia membunuh dua tentara Azerbaijan. Bentrokan mematikan pada hari Minggu (5/3/2023) itu terjadi tiga bulan setelah kebuntuan terbaru antara Baku dan Yerevan atas wilayah tersebut.
Sementara pemerintah Azerbaijan mengatakan Rusia telah 'memutarbalikkan fakta' dalam laporannya tentang insiden itu. Azerbaijan juga menggambarkan penjelasan Armenia tentang konfrontasi itu sebagai hal yang 'munafik'.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menepis anggapan bahwa Rusia telah menawarkan bantuan selama konflik itu. Mereka mengatakan pasukannya sendiri yang telah mengevakuasi prajurit yang tewas dan terluka.
Lembaga itu juga mengulangi tuduhan bahwa Armenia melanggar perjanjian dengan secara rutin mengangkut ranjau dan senjata ke Nagorno-Karabakh.
"Untuk mencegah situasi serupa, kontingen penjaga perdamaian Rusia harus segera memenuhi tugasnya," katanya.
Rusia dan Armenia secara resmi bersekutu melalui pakta pertahanan diri bersama. Tetapi Moskow juga berupaya menjaga hubungan baik dengan Azerbaijan.
Sebagai informasi, Moskow mengerahkan ribuan tentara penjaga perdamaian ke wilayah tersebut pada tahun 2020. Pengerahan itu untuk mengakhiri enam minggu pertempuran yang menewaskan ribuan orang dan membuat Azerbaijan memperoleh keuntungan teritorial yang signifikan.
Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, tetapi sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia. Kedua negara telah berperang dua kali dan melakukan belasan bentrokan di perbatasan untuk menguasai wilayah tersebut selama 35 tahun terakhir.
Pada bulan Desember, orang Azerbaijan yang mengaku sebagai aktivis lingkungan memulai blokade Koridor Lachin. Padahal itu merupakan satu-satunya jalan yang menghubungkan Armenia ke Nagorno-Karabakh.
Armenia mengatakan blokade tersebut telah menyebabkan kekurangan makanan dan obat-obatan, dan para pengunjuk rasa adalah agitator yang didukung pemerintah. Sebaliknya, Baku membantah klaim tersebut dan mengatakan para pengunjuk rasa berkampanye menentang penambangan ilegal Armenia.
Editor : Umaya Khusniah
Follow Berita iNews di Google News
Komentar
Posting Komentar