Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Laba Bank Terbesar Rusia Turun 78 Persen Imbas Sanksi Barat - inews

 

Laba Bank Terbesar Rusia Turun 78 Persen Imbas Sanksi Barat

Laba Bank Terbesar Rusia Turun 78 Persen Imbas Sanksi Barat
Bank terbesar Rusia, Sberbank mengalami penurunan laba bersih 78,3 persen pada tahun 2022. (Foto: Reuters)

MOSKOW, iNews.id - Bank terbesar RusiaSberbank mengalami penurunan laba bersih hampir 80 persen pada tahun 2022. Turunnya laba Sberbank imbas sanksi Barat yang mengguncang sektor keuangan negara tersebut.

Mengutip CNN Business, laba Sberbank mencapai 270,5 miliar rubel (3,57 miliar dolar AS), turun 78,3 persen dari tahun 2021 berdasarkan standar akuntansi Rusia.

Baca Juga

Otoritas Rusia meminta bank untuk membatasi pengungkapan dan pembayaran dividen tahun lalu karena Moskow berusaha menjaga stabilitas keuangan. 

CEO Sberbank, Herman Gref mengatakan, laba tahun ini seharusnya mendekati rekor 1,25 triliun rubel (16,5 miliar dolar AS) yang diperoleh pada tahun sebelum krisis. Dia menyebut, pihaknya akan melanjutkan pertimbangan pembayaran dividen hasil tahun 2022, dengan keputusan yang akan jatuh tempo pada bulan Maret.

Baca Juga

“Model bisnis kami melewati ujian kekuatan lainnya,” ujar Gref dikutip, Jumat (10/3/2023).

Kementerian Keuangan Rusia mengharapkan pemberi pinjaman mayoritas milik negara untuk membayarkan 50 persen dari keuntungan 2022 sebagai dividen.

Ketangguhan Sberbank dalam menghadapi sanksi membantu sektor perbankan Rusia pulih dari kerugian pada semester I 2022. Bank terbesar kedua, VTB belum bernasib baik dan bank sentral Rusia memperingatkan risiko sistemik ke sektor ini minggu lalu karena pemberi pinjaman berebut untuk menghasilkan keuntungan.

Sberbank melakukan penghematan lebih dari 240 miliar rubel (3,2 miliar dolar AS), dengan biaya operasional turun 1,5 persen dari tahun ke tahun. Bank memulihkan 6 miliar dolar AS dalam mata uang asing dari luar negeri sejak sanksi diberlakukan.

“Kami menerapkan rencana anti-krisis, kami secara radikal merevisi prioritas kami, memperkenalkan langkah-langkah penghematan yang paling ketat, menutup dan menjual bisnis internasional dan juga membuat semua ketentuan yang diperlukan untuk portofolio pinjaman dan memblokir aset,” ucap Gref.

Editor : Aditya Pratama

Follow Berita iNews di Google News

Posting Komentar

0 Komentar