Turki: Jika Ingin Gabung NATO, Finlandia Harus Akhiri Embargo Senjata - SINDOnews

 

Turki: Jika Ingin Gabung NATO, Finlandia Harus Akhiri Embargo Senjata

Turki: Jika Ingin Gabung NATO, Finlandia Harus Akhiri Embargo Senjata
A A A
ANKARA - Finlandia harus secara terbuka menyatakan bahwa pihaknya mencabut embargo senjata terhadap Turki . Langkah itu perlu diambil untuk mendapatkan persetujuan Ankara atas keanggotaan Finlandia di NATO.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu membuat komentar tersebut menjelang kunjungan Menteri Pertahanan Finlandia Antti Kaikkonen, yang akan membahas tawaran negaranya untuk bergabung dengan NATO.

Baca Juga
Finlandia Siap Hadapi Semua Skenario Respons Rusia Saat Gabung NATO
Loaded1.18%


"Kunjungan Menteri Pertahanan Finlandia ke Turki penting, karena kami belum mendengar pernyataan dari Finlandia yang mengatakan mereka telah mencabut embargo senjata terhadap kami," kata Cavusoglu kepada wartawan, seperti dikutip dari AP. "Kami mengharapkan pernyataan seperti itu dari sana," lanjutnya.

Swedia dan Finlandia meninggalkan kebijakan nonblok militer mereka yang telah berlangsung lama dan melamar keanggotaan dalam aliansi tersebut. Langkah ini diambil setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada bulan Februari, di tengah kekhawatiran bahwa Rusia mungkin akan menargetkan mereka selanjutnya.

Tetapi, Turki yang beranggotakan NATO telah menahan tawaran Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi militer, menuduh kedua negara Nordik mengabaikan ancaman terhadap Turki dari militan Kurdi dan kelompok lain yang dianggapnya sebagai teroris dan menekan mereka untuk menindak kelompok-kelompok ini. Ankara juga menekan kedua negara untuk mencabut larangan de-facto penjualan senjata ke Turki.

Baca Juga
PM Finlandia Desak Negara Demokrasi Tingkatkan Sanksi pada Rusia


Swedia mengumumkan pada bulan September bahwa mereka mencabut embargo senjata yang telah diberlakukan di Ankara pada tahun 2019 setelah operasi militer Turki melawan milisi Kurdi di Suriah.

Turki, yang menuduh negara-negara Nordik mengabaikan ancaman terhadapnya dari militan Kurdi dan kelompok lain yang dianggapnya sebagai teroris, belum mendukung aksesi mereka. Parlemen Turki dan Hongaria belum meratifikasi aplikasi mereka. 28 negara anggota NATO lainnya telah melakukannya.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya