Joe Biden Bakal Kunjungi Papua Nugini, demi Tangkal Pengaruh China di Pasifik?
PORT MORESBY, iNews.id – Presiden AS Joe Biden bakal melakukan kunjungan singkat ke Papua Nugini bulan depan. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat Papua Nugini pada Kamis (27/4/2023).
Menurut rencana, Biden akan singgah di Ibu Kota Port Moresby selama tiga jam dalam perjalanannya ke Australia untuk menghadiri KTT para pemimpin Quad.
Baca Juga
Salah satu sumber Pemerintah Papua Nugini mengatakan kepada Reuters bahwa Biden diperkirakan akan bertemu dengan lebih dari 12 pemimpin di negara Pasifik itu.
Pertemuan tersebut akan menjadi langkah signifikan dalam upaya AS untuk melawan terobosan China di wilayah tersebut. Rencana itu juga menyusul jauman Biden kepada para pemimpin kepulauan Pasifik di Gedung Putih, Washington DC, September lalu.
BIG RAMADAN SALE
Promo terbesar Se-Indonesia. Diskon 50%, THR Kaget 15 Milyar, Flash Sale Akbar Rp.1. Gratis Ongkir Super DAHSYAT dan masih banyak promo lainnya.
LIHAT
KODE JFC
S & K 📅 31 May 2023
Baca Juga
KTT Quad diadakan di Sydney, Australia, pada 24 Mei. Pertemuan puncak organisasi antarpemeritnahan itu akan dihadiri oleh para pemimpin India, Australia, Jepang, dan Amerika Serikat.
Perdana Menteri India Narendra Modi juga diperkirakan akan mengunjungi Papua Nugini pada 21 Mei untuk kunjungan dua hari dalam perjalanan ke Australia. Di sana, dia akan bertemu dengan para pemimpin negara kepulauan Pasifik itu.
Baca Juga
Surat kabar PNG Post Courier melaporkan di halaman depannya pada hari ini bahwa persinggahan Biden akan menjadi kunjungan pertama seorang presiden AS ke negara yang kaya akan sumber daya alam itu. Hal tersebut tentunya menjadi momen penting bagi Papua Nugini, negeri berpenduduk 9,4 juta jiwa di utara Australia yang sebagian besar belum berkembang itu.
Amerika Serikat tahun lalu meningkatkan diplomasi dan bantuannya ke kawasan Pasifik setelah China mencapai kesepakatan keamanan dengan Kepulauan Solomon. Beijing pun telah berusaha untuk menjalin pakta keamanan dan perdagangan yang lebih luas dengan 10 negara pulau di kawasan itu, namun gagal.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews.id tidak terlibat dalam materi konten ini.
Lokasi Tidak Terdeteksi
Anda sedang menikmati berita di sekitar Anda
Aktifkan untuk mendapatkan berita di sekitar Anda
Komentar
Posting Komentar