Pemerintah Tibet Sebut Video Insiden Isap Lidah Dalai Lama Dipolitisasi - VoA

Pemerintah Tibet Sebut Video Insiden Isap Lidah Dalai Lama Dipolitisasi

14/04/2023
Seorang anak laki-laki memeluk pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama dalam sebuah acara di mana pemimpin Tibet itu berbicara kepada sekelompok siswa di kuil Tsuglakhang di Dharamshala, India, Selasa, 28 Februari 2023. (Foto: AP)

Kepala pemerintahan Tibet di pengasingan pada Kamis (13/4) membela Dalai Lama atas rekaman video yang menunjukkan dia meminta seorang anak laki-laki menghisap lidahnya. Ia mengatakan bahwa insiden itu justru menunjukkan sisi lugu dan penuh kasih sayang pemimpin spiritual negara itu.

Peraih Nobel perdamaian itu meminta maaf setelah rekaman dari sebuah acara publik, yang juga menunjukkan dia tampaknya memberikan kecupan pada bocah itu, menjadi viral. Video itu menimbulkan kecaman di sejumlah platform media sosial di mana para pengguna internet menyebutkan perilaku Dalai Lama tersebut merupakan bentuk pelecehan.

Penpa Tsering, Sikyong (pemimpin politik) Administrasi Tibet Tengah yang diasingkan, mengatakan Dalai Lama "secara tidak adil diberi label dengan segala macam nama yang benar-benar melukai perasaan semua pengikutnya."

"Sikap kakek berusia 87 tahun yang polos dan penuh kasih sayang dalam video rekaman itu telah disalahartikan,” kata Tsering kepada wartawan di New Delhi. Ia menambahkan bahwa kehidupan selibat dan latihan spiritual telah membawa Dalai Lama "melampaui kesenangan indrawi."

Klip video yang diambil pada Februari dan diedarkan bulan ini, telah dilihat lebih dari satu juta kali di Twitter.

Tsering mengatakan penyelidikan menunjukkan "sumber pro-Cina" terlibat dalam membuatnya menjadi viral, menambahkan bahwa "sudut politik dari insiden ini tidak dapat diabaikan."

Dalai Lama melarikan diri ke India pada setelah kegagalan pemberontakan melawan pemerintahan China di Tibet. Militer China berbaris masuk dan mengambil kendali wilayah itu pada 1951.

Dia bekerja selama beberapa dekade untuk mendapatkan dukungan dunia terkait otonomi linguistik dan budaya di tanah airnya yang terpencil dan bergunung-gunung yang terletak di antara India dan China.

Beijing menuduhnya mengobarkan separatisme dan tidak mengakui pemerintah Tibet di pengasingan, yang mewakili sekitar 100.000 warga Tibet yang tinggal di sekitar 30 negara. [ah/rs]

Baca Juga

Komentar