Orang Terkaya Indonesia Raup Rp 6 T dari Jualan Batu Bara
Jakarta, Beritasatu.com - PT Bayan Resources Tbk, perusahaan tambang batu bara yang dimiliki oleh orang terkaya di Indonesia, Low Tuck Kwong, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$ 418,91 juta atau setara dengan Rp 6,17 triliun (kurs, Rp 14.735) pada kuartal pertama 2023. Angka ini naik tipis sebesar 1,66% dari laba bersih pada kuartal pertama 2022 yang sebesar US$ 412,08 juta.
Sementara itu, pendapatan perusahaan naik lebih tinggi, yaitu sebesar 33,83% (yoy) menjadi US$ 1,04 miliar pada periode yang sama. Meskipun demikian, beban pokok pendapatan Bayan naik 65,76% (yoy) menjadi US$ 456,67 juta. Hal ini menghasilkan laba bruto US$ 592,34 juta, naik tipis sebesar 16,52% (yoy).
Penghasilan tersebut terpangkas beban penjualan sebesar US$ 33,92 juta yang naik 130% (yoy) dan beban pajak penghasilan sebesar US$ 124,98 juta, sehingga menghasilkan laba bersih US$ 448,57 juta pada kuartal pertama 2023.
Namun, laporan keuangan Bayan yang dirilis pada 2 Mei 2023 menunjukkan bahwa biaya produksi juga mengalami peningkatan pada kuartal pertama ini. Biaya pengupasan tanah, serta pertambangan dan pengangkutan batu bara naik masing-masing sebesar 92,39% dan 129% (yoy) menjadi US$ 144,41 juta dan US$ 67,92 juta.
Total aset perseroan hingga 31 Maret 2023 adalah sebesar US$ 3,47 miliar, turun dari US$ 3,94 miliar pada akhir 2022. Total aset tersebut terdiri atas aset lancar sebesar US$ 1,97 miliar dan aset tidak lancar sebesar US$ 1,5 miliar.
Di sisi lain, Bayan Resources masih memiliki tanggung jawab keuangan (liabilitas) sebesar total US$ 985,84 juta pada periode yang sama, terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar US$ 864,29 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$ 121,54 juta. Jumlah liabilitas tersebut turun sebesar 49,4% dari posisi 31 Desember 2022 yang sebesar US$ 1,95 miliar.
Low Tuck Kwong, dalam keterbukaan informasi pada Selasa (2/5/2023), menjelaskan bahwa penurunan liabilitas tersebut disebabkan oleh pembayaran utang dividen dan penurunan utang derivatif, namun diimbangi dengan peningkatan utang pajak karena profitabilitas dan peningkatan akrual.
Di sisi lain, perseroan memiliki total ekuitas US$ 2,48 miliar per 31 Maret 2023, naik dari US$ 1,99 miliar akhir tahun lalu.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
BERITA TERKAIT
Batu Bara Anjlok, Selisih Harta Low Tuck Kwong dan Budi Hartono Makin Tipis
Komentar
Posting Komentar