4 Negara yang Terganggu dengan Kemunculan BRICS, Amerika Paling Terusik - Sindonews

 

4 Negara yang Terganggu dengan Kemunculan BRICS, Amerika Paling Terusik

Senin, 19 Juni 2023 - 13:09 WIB
4 Negara yang Terganggu dengan Kemunculan BRICS, Amerika Paling Terusik
Amerika Serikat menjadi salah satu dari beberapa negara yang berpotensi terganggu dengan kemunculan BRICS. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - BRICS adalah sebuah kelompok ekonomi lima negara yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara yang paling terganggu dengan kemunculannya karena kelompok tersebut ingin menggeser pengaruh global yang didominasi Amerika.

Selain, Amerika ada beberapa negara sekutu Washington atau pun negara yang selama ini bergantung pada bantuan Washington juga berpotensi terganggu karena kepentingannya akan terusik dengan kehadiran BRICS.



BRICS mewakili lima negara berkembang yang memiliki ekonomi yang besar dan potensi untuk memainkan peran penting dalam ekonomi global.

Kelompok BRICS pertama kali terbentuk pada tahun 2009 dengan tujuan untuk mempromosikan kerja sama ekonomi antara anggotanya. Sejak itu, BRICS telah menjadi platform untuk berbagai pertemuan antara para pemimpin negara dan pejabat tingkat tinggi dari masing-masing negara anggota.

Tujuan BRICS meliputi peningkatan perdagangan dan investasi antara negara-negara anggota, pembangunan infrastruktur, kerjasama dalam bidang keuangan dan moneter, serta kerja sama dalam berbagai bidang lainnya seperti pendidikan, sains, dan teknologi.

BRICS juga memiliki bank pembangunan sendiri yang dikenal sebagai New Development Bank (NDB) yang bertujuan untuk membiayai proyek-proyek pembangunan di negara-negara anggota.

Baca Juga
19 Negara Ingin Gabung BRICS, Fenomena Melawan Hegemoni Amerika Cs


4 Negara yang Terganggung dengan Munculnya BRICS

1. Amerika Serikat


Sebagai negara adidaya dan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, Amerika Serikat kemungkinan merasa terganggu dengan kemunculan BRICS sebagai kelompok ekonomi besar yang potensial untuk menggeser pengaruh Amerika di panggung global.

Keberadaan BRICS telah memberikan alternatif bagi negara-negara berkembang untuk mencari mitra dan sumber investasi di luar hubungan tradisional dengan negara Barat.

Menurut Profesor Hukum Internasional di Universitas FGV Direito SP Brasil, Dr Salem Nasser, banyak negara yang mengajukan permintaan bergabung dengan BRICS, yang menunjukkan fenomena perubahan berkelanjutan dalam keseimbangan kekuatan dunia.

"BRICS mewakili kutub baru kekuatan ekonomi dan politik yang akan bersaing dengan hegemoni Amerika Utara," katanya.

Nasser, bagaimanapun, tidak percaya bahwa dengan bergabung dengan BRICS negara-negara itu akan bersekutu dengan China atau menutup pintu kerja sama dengan Barat.

2. Negara-negara Eropa


Negara-negara Eropa, terutama yang merupakan anggota Uni Eropa, kemungkinan merasa terganggu dengan upaya BRICS untuk memperkuat kerja sama di bidang ekonomi dan politik.

Perkembangan hubungan BRICS dapat memengaruhi persaingan ekonomi dan kepentingan politik Eropa di beberapa wilayah.

Blok Uni Eropa saat ini berjumlah 27 negara, yakni Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Republik Siprus, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Rumania, Slowakia, Slovenia, Spanyol, dan Swedia.

Uni Eropa juga menjadi salah satu blok kekuatan ekonomi dunia.

3. Negara Penerima Bantuan AS


Dengan terancamnya pengaruh AS di panggung global, secara tidak langsung juga akan dirasakan negara-negara yang selama ini bergantung pada bantuan Amerika.

Negara-negara yang telah lama bergantung pada bantuan Amerika antara lain Pakistan (bergantung pada bantuan AS dalam bentuk ekonomi dan bantuan militer), Israel (penikmat bantuan terbesar dari AS dalam bantuk keamanan, bantuan militer dan dukungan untuk program pertahanan), Mesir (penerima bantuan signifikan dari AS dalam bentuk ekonomi, militer, dan dukungan politik), Kolombia (penerima bantuan besar dari AS dalam upaya penanggulangan narkoba dan dukungan keamanan untuk menghadapi kelompok-kelompok pemberontak), dan Filipina (penerima bantuan AS dalam bentuk bantuan ekonomi dan bantuan militer).


4. China dan India


China dan India memang bagian dari BRICS. Namun keduanya adalah rival sengit regional.

Kedua negara memiliki permasalahan perbatasan yang belum terselesaikan, yang dapat menciptakan ketegangan di wilayah tersebut.

Kemunculan BRICS secara tidak langsung juga membuat kedua negara ini tetap “tidak nyaman” berada di dalamnya selama “permusuhan” mereka belum terselesaikan.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya