Gara-Gara China, Batu Bara Sepekan Anjlok 18% - CNBC Indonesia

 

Gara-Gara China, Batu Bara Sepekan Anjlok 18%

By Susi Setiawati
cnbcindonesia.com
June 4, 2023
Foto: Ilustrasi
Foto: Ilustrasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam sepekan harga batu bara kontrak berjangka anjlok 18,13% berada di posisi US$131 per ton hingga Jumat (2/6/2023). Harga batu bara kembali ambruk setelah China melaporkan perlambatan aktivitas manufakturnya.

Aktivitas manufaktur China untuk periode Mei ini kembali menyusut lebih cepat dari yang diharapkan. Ini dipicu melemahnya permintaan yang kian menambah tekanan pada pembuat kebijakan untuk menopang pemulihan ekonomi yang tidak merata.

Biro Statistik Nasional (NBS) pada Rabu (31/6/2023) melaporkan Indeks manajer pembelian manufaktur (PMI) turun ke level terendah lima bulan di 48,8. Angka itu turun dari 49,2 pada April lalu. Angka PMI ini juga mematahkan perkiraan kenaikan menjadi 49,4.

Namun, energi China mulai beroperasi di fasilitas penangkap karbon batu bara terbesar di Asia.

Pembangkit listrik milik negara China yakni China Energy Investment Corporation telah memulai operasi di fasilitas penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon (CCUS) terkait batubara terbesar di Asia, menurut sebuah laporan di outlet media pemerintah CCTV pada Jumat kemarin.

Fasilitas tersebut, yang disatukan dengan pembangkit listrik batubara termal kelompok Taizhou di provinsi Jiangsu timur negara itu, memiliki kapasitas tahunan untuk menyimpan 500.000 ton karbon dioksida.

Penangkapan karbon telah menjadi area fokus untuk pembangkit listrik utama China, karena negara tersebut mengejar rencana untuk mencapai puncak emisi karbonnya pada tahun 2030. Tahun lalu, raksasa minyak dan gas milik negara yakni Sinopec meluncurkan proyek CCUS 712.000 ton per tahun. Ini menjadi terbesar di negara tersebut di salah satu kilang minyaknya di provinsi Shandong.

China memiliki sekitar 40 proyek demonstrasi CCUS yang beroperasi atau sedang dibangun, dengan total kapasitas penangkapan tahunan sekitar 3 juta ton per tahun.


Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya