Gajah Dibawa Pulang Kembali ke Thailand Gara-gara Hidupnya Telantar di Sri Lanka
Kolombo, Beritasatu.com - Seekor gajah Thailand yang diberikan kepada Sri Lanka dua dekade lalu kembali diterbangkan ke negara kelahirannya pada Minggu (2/7/2023) setelah terjadi pertengkaran diplomatik antara kedua negara atas dugaan penganiayaan terhadap hewan tersebut.
Pihak berwenang Thailand telah memberikan hadiah berupa gajah bernama Muthu Raja, yang berusia 29 tahun dan juga dikenal di tempat kelahirannya sebagai Sak Surin, ke Sri Lanka pada tahun 2001.
Namun, mereka meminta agar gajah tersebut dikembalikan pada tahun lalu setelah muncul tuduhan penyiksaan dan pengabaian terhadapnya saat disimpan di sebuah kuil Buddha di selatan negara kepulauan tersebut.
Gajah Thailand berbobot 4.000 kg itu diterbangkan dari Bandara Kolombo pada Minggu pagi menggunakan penerbangan satu arah untuk proses repatriasi yang menelan biaya sekitar US$700.000 menurut pejabat Thailand.
Pesawat kargo Ilyushin IL-76 yang mengangkut Muthu Raja lepas landas sekitar pukul 7.40 pagi, kata manajer bandara.
Setelah mendarat di Chiang Mai, gajah Thailand tersebut akan dikarantina di cagar alam terdekat.
Gajah Thailand yang dulu tinggal di sebuah kebun binatang di Kolombo, kemudian dipindahkan ke kandang baja khusus yang berukuran seperti kontainer pengiriman.
Empat pawang Thailand dan penjaga asal Sri Lanka mendampingi gajah dalam penerbangan, dan dua kamera CCTV akan memantau kesehatannya selama transit.
Kepala dokter hewan di Kebun Binatang Dehiwala, Madusha Perera, mengatakan bahwa Muthu Raja mengalami sakit dan abses ketika diselamatkan dari tempat tinggal sebelumnya tahun lalu.
Kelompok kesejahteraan hewan melaporkan bahwa gajah tersebut dipaksa bekerja dengan kru penebangan, dan luka-lukanya—beberapa diduga disebabkan oleh pawangnya—telah diabaikan.
Saat kembali ke Thailand, gajah tersebut akan menjalani hidroterapi untuk menyembuhkan luka yang tersisa di kaki kiri depannya, kata Perera.
Di Sri Lanka, gajah dianggap suci dan dilindungi oleh hukum.
Organisasi Rally for Animal Rights and Environment (RARE), yang memimpin kampanye untuk menyelamatkan Muthu Raja dari kuil, menyatakan ketidakpuasan mereka atas kepergian hewan tersebut.
RARE menyelenggarakan pemberkatan Buddha untuk gajah tersebut pada hari Jumat menjelang perjalanan, dan sekarang mereka mengajukan petisi kepada pihak berwenang agar mengadili mereka yang dianggap bertanggung jawab atas pengabaian terhadap hewan tersebut.
Sebuah kelompok nasionalis menggelar demonstrasi di luar Kedutaan Thailand di Kolombo pada hari Kamis, menuntut agar hewan itu tetap berada di Sri Lanka selama enam bulan lagi.
"Kami tidak mengetahui nasib gajah tersebut," kata pemimpin kelompok tersebut, Dan Priyasad.
"Kita bisa merawatnya kembali dalam enam bulan dan jika kita gagal, mereka bisa mengambil kembali hewan tersebut."
Menteri Satwa Liar, Pavithra Wanniarachchi, mengatakan bahwa Thailand telah "bersikeras" dalam permintaannya untuk mengembalikan gajah tersebut.
Perdana Menteri Dinesh Gunawardena mengatakan kepada parlemen pada bulan Juni bahwa ia secara pribadi telah menyampaikan penyesalan Sri Lanka kepada Raja Thailand mengenai kondisi gajah tersebut.
Menteri Lingkungan Hidup Thailand, Varawut Silpa-archa, bulan lalu menolak memberikan keterangan mengenai apakah Muthu Raja telah dianiaya, namun ia mencatat bahwa pemerintah Thailand telah menghentikan pengiriman gajah ke luar negeri.
Misi diplomatik Bangkok saat ini sedang memeriksa kondisi gajah-gajah yang telah dikirim ke luar negeri, katanya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Komentar
Posting Komentar