Jenderal Rusia Dipecat, Ungkap Pengkhianatan oleh Petinggi Militer Moskow
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg.inews.co.id%2Fmedia%2F600%2Ffiles%2Finews_new%2F2023%2F07%2F13%2Fjenderal_Rusia_dipecat_Mayjen_Ivan_Popov.jpg)
MOSKOW, iNews.id – Seorang jenderal Rusia dikabarkan dipecat lantaran konflik yang terjadi di internal militer Moskow. Sebelumnya, dia menyebut para petinggi militer Rusia telah mengkhianati pasukannya saat bertempur di Ukraina.
Jenderal yang dipecat itu adalah Mayor Jenderal Ivan Popov. Dia memimpin Tentara Gabungan ke-58 Rusia dalam operasi militer di Ukraina. Dalam sebuah pesan suara yang dirilis oleh Anggota Parlemen Rusia, Andrei Gurulyov, Popov mengatakan dia telah diberhentikan dari jabatannya.
Sampai berita ini ditulis, belum ada komentar dari Kementerian Pertahanan Rusia. Untuk diketahui, Gurulyov adalah mantan komandan tentara garis keras Rusia dan sering muncul di televisi pemerintah setempat.
“Ada situasi sulit dengan para bos senior (di militer Rusia) di mana (kami) hanya perlu diam dan menjadi pengecut atau mengatakan situasi itu apa adanya,” kata Popov.
“Aku tidak punya hak untuk berbohong atas nama kalian, atas nama rekan seperjuanganku yang gugur, jadi aku menguraikan semua masalah yang ada,” ujarnya.
Popov mengatakan, dia pernah bercerita kepada atasannya tentang kematian tentara Rusia akibat serangan artileri Ukraina. Dia juga mengatakan bahwa pasukannya tidak memiliki sistem antirudal yang tepat dan peralatan untuk mengintai musuh.
Menurut dia, para pemimpin senior militer Rusia tampaknya merasakan ada semacam bahaya dari keterusterangannya tersebut. Karena itulah, mereka kemudian memecat Popov.
Editor : Ahmad Islamy Jamil
Follow Berita iNews di Google News
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fimg.inews.co.id%2Fmedia%2F600%2Ffiles%2Finews_new%2F2022%2F04%2F07%2Fdmitry_peskov2_reu.jpg)
“(Mereka) dengan cepat mengarang perintah dari menteri pertahanan (Menhan Rusia Sergei Shoigu) hanya dalam satu hari dan menyingkirkan saya,” ucapnya.
“Tentara Ukraina tidak dapat menembus barisan kami di depan. Akan tetapi, pemimpin senior kami malah menyerang kami dari belakang, dengan kejam memenggal kepala para tentara pada saat yang paling sulit dan intens,” kata Popov.
0 Komentar