Rusia Bantah Posisi Putin Terguncang Gegara Dikhianati Wagner Group - CNN Indonesia


Rusia Bantah Posisi Putin Terguncang Gegara Dikhianati Wagner Group

Selasa, 27 Jun 2023 19:55 WIB
Kremlin mengklaim posisi Presiden Vladimir Putin tidak melemah meski telah dihadapkan dengan pemberontakan Wagner Group yang berbalik serang militer Rusia.
Kremlin mengklaim posisi Presiden Vladimir Putin tidak melemah meski telah dihadapkan dengan pemberontakan Wagner Group yang berbalik serang militer Rusia. (Pavel BEDNYAKOV/SPUTNIK/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kremlin membantah posisi Presiden Rusia Vladimir Putin melemah usai kelompok tentara bayaran Wagner Group melakukan pemberontakan pada akhir pekan lalu.

Usai insiden pemberontakan, sejumlah pihak menyebut posisi Putin terancam dan mulai goyah. Para pengamat menilai aksi tersebut bisa menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan elite Rusia.

"Kami tak sepakat. Sekarang ada banyak emosi yang berlebihan termasuk dari pakar, pseudo-pakar, pakar politik dan pseudo-politikus," kata juru bicara Dmitry Peskov pada Selasa (27/6), seperti dikutip Reuters.

Media-media, lanjut dia, juga menggambarkan pemberontakan dan dampaknya terhadap Putin secara berlebihan.

"Itu tak ada hubungannya sama sekali dengan kenyataan," ucap Peskov.

Di kesempatan itu, Peskov mengatakan pemberontakan tersebut jutri menunjukkan betapa masyarakat Rusia terkonsolidasi dengan baik saat ketegangan meningkat.

"Tingkat konsolidasi masyarakat di sekitar presiden sangat tinggi. Insiden ini menunjukkan bagaimana masyarakat di sekitar presiden bersatu," ujar dia.

Pada Sabtu, Wagner berencana menyerbu Moskow. Di saat yang bersamaan bos kelompok ini, Yevgeny Prigozhin, mengklaim pasukan sudah tiba di Rostov, sekitar 200 kilometer dari ibu kota Rusia.

Prigozhin juga mengaku telah menguasai pangkalan militer di Rostov. Tak lama setelah ini, Putin merespons tindakan sekutu dekatnya.

Orang nomor satu di Rusia itu menyebut aksi Prigozhin sebagai pengkhianatan

Putin juga menghubungi pemimpin negara lain dari Belarus hingga Turki. Presiden Belarus Alexander Lukashenko kemudian menjadi mediator antara Prigozhin dan Rusia.

Lukashenko menawarkan ke Prigozhin agar pasukannya tak menyerang wilayah Rusia, dan menghindari pertumpahan darah.

Bos Wagner lalu sepakat dan dilaporkan pergi ke Belarus. Prigozhin juga disebut bebas dari ancaman hukuman bui.

Mulanya, dia terancam dibui hingga 20 tahun karena mengancam keamanan Rusia dengan melakukan pemberontakan.

Terkait keberadaan Prigozhin, Peskov tak mengetahui. Ia juga enggan membeberkan kesepakatan antara Rusia dan bos Wagner itu.

(isa/rds)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya