Upaya Redam Kerusuhan di Prancis, Macron Bertemu 300 Wali Kota By BeritaSatu

 

Upaya Redam Kerusuhan di Prancis, Macron Bertemu 300 Wali Kota

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
June 19, 2023
Presiden Prancis, Emmanuel Macron
Presiden Prancis, Emmanuel Macron

Jakarta, Beritasatu.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu dengan ratusan pejabat Prancis untuk mulai mengeksplorasi "alasan yang lebih dalam" soal penyebab terjadinya kerusuhan di negara itu menyusul tewasnya seorang remaja karena ditembak polisi di pinggiran Paris.

Pertemuan di Istana Elysee di Paris pada Selasa (4/7/2023) dengan lebih dari 300 wali kota, yang kotanya mengalami kerusakan selama seetlah seminggu terjadi kekerasan dalam kerusuhan yang terjadi di seluruh negeri.

"Apakah ini kembali tenang secara permanen? Saya akan berhati-hati, tetapi puncak yang telah kita lihat di hari-hari sebelumnya telah berlalu," kata Macron, menurut seorang peserta.

Pemerintah Prancis disibukkan dengan kerusuhan di seantero negeri menyusul tindakan polisi yang menembak hingga tewas remaja berusia 17 tahun, Nahel Merzouk.

Remaja berusia 17 tahun itu merupakan pengemudi pengiriman paket. Dia ditembak saat polisi memeriksanya.

Pada Senin malam, kekerasan di kota-kota Prancis berkurang setengahnya dalam 24 jam, kata Kementerian Dalam Negeri, dengan 72 orang ditangkap.

Dalam pertemuan dengan para wali kota, Macron berharap untuk, "memulai pekerjaan jangka panjang yang melelahkan yang diperlukan untuk memahami alasan yang lebih dalam yang menyebabkan peristiwa ini", kata seorang pejabat di kantor presiden.

Namun dengan pejabat sayap kanan dan kiri saling menuding dan masing-masing pihak bersikeras pada solusi mereka sendiri, presiden berhaluan tengah itu mengatakan pada akhir pertemuan bahwa mereka telah gagal menemukan "kebulatan suara".

Pemerintahannya akan "mencapai solusi yang sangat nyata" selama musim panas, tambahnya, dengan mengatakan "kita harus menyerang selagi besi masih panas".

Namun Zartoshte Bakhtiari, wali kota Neuilly-sur-Marne di timur Paris, berkata, "Saya datang untuk mendengar presiden memberi kami visi, menetapkan arah. Saya tidak datang untuk sesi terapi kelompok."

Menurut Kementerian Kehakiman, hampir 4.000 penangkapan telah dilakukan sejak Jumat, termasuk lebih dari 1.200 anak di bawah umur.

Macron menyarankan untuk mendenda orang tua dari anak-anak yang terlibat.

"Dengan kejahatan pertama, kita perlu menemukan cara untuk memberi sanksi kepada keluarga secara finansial dan mudah," katanya, menurut komentar yang dilaporkan oleh surat kabar Parisien.

Selama pertemuan dengan wali kota, Macron juga berjanji untuk mempercepat undang-undang baru yang memungkinkan bantuan cepat dalam membangun kembali bangunan yang rusak, ruang publik, dan infrastruktur transportasi yang dirusak.

Di kota selatan Marseille, yang telah menyaksikan beberapa kerusuhan terburuk, jaksa mengumumkan penyelidikan atas kematian seorang pria berusia 27 tahun pada Sabtu malam.

Dia diyakini menderita serangan jantung setelah "kejutan hebat" dari peluru karet yang dikenal sebagai "bola flash" yang digunakan oleh polisi Prancis mengenai dadanya.

Tidak jelas apakah dia berpartisipasi dalam protes atau hanya sekadar lewat, kata jaksa penuntut.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

Baca Juga

Komentar