Agen FBI Tembak Mati Pria Pengancam Joe Biden
Provo, Beritasatu.com – Agen FBI menembak hingga tewas, seorang pria bersenjata asal Utah yang dituduh telah mengeluarkan ancaman kepada Presiden AS Joe Biden. Insiden terjadi beberapa jam, sebelum pesawat presiden mendarat di negara bagian tersebut pada Rabu (9/8/2023) lalu.
Agen FBI berusaha memberikan surat perintah ke rumah Craig Deleeuw Robertson di Provo, selatan Salt Lake City, ketika penembakan terjadi pada pukul 06:15 pagi.
Pengancam Joe Biden, Robertson ternyata telah mempersenjatai diri pada saat agen FBI tiba di lokasi.
Robertson telah memposting online pada Senin, setelah dia mendengar Joe Biden bakal datang ke Utah, dengan mengatakan, dia berencana untuk memakai setelan kamuflase dan mulai "membersihkan debu dari senapan sniper M24”.
Robertson menyebut dirinya sebagai "MAGA Trumper", merujuk pada slogan "Make America Great Again" ungkapan dari mantan Presiden Donald Trump. Ia juga memposting ancaman terhadap pejabat penegak hukum yang mengawasi kasus pengadilan terhadap Trump.
Tetangganya menggambarkan Robertson sebagai pria tua yang lemah, ditandai dengan profil online-nya menyebutkan usianya 74 tahun, yang berjalan dengan bantuan tongkat.
Meskipun dia sering terlihat membawa senjata, warga sekitarnya mengatakan, dia tidak tampak sebagai ancaman.
"Tidak mungkin dia mengemudi dari sini ke Salt Lake City, menyiapkan senapan dan menembak presiden, 100 persen tidak mungkin," kata tetangga Andrew Maunder , warga di seberang jalan Robertson.
Joe Biden terbang ke Utah pada Rabu untuk kunjungan ke rumah sakit Urusan Veteran di Salt Lake City Kamis (10/8/2023), untuk membicarakan tentang Undang-Undang PACT, yang memperluas tunjangan veteran. Dia juga berencana mengadakan penggalangan dana pemilihan ulang.
Seorang pejabat Gedung Putih yang meminta namanya dirahasiakan untuk membahas masalah tersebut mengatakan, Joe Biden diberi pengarahan setelah penggerebekan itu.
Unggahan Robertson menunjukkan bahwa dia tampaknya memiliki senapan sniper jarak jauh dan banyak senjata lainnya, serta perlengkapan kamuflase, kata penyelidik.
Dalam surat penangkapannya, Robertson didakwa dengan tiga tuduhan kejahatan, termasuk membuat ancaman terhadap presiden dan terhadap agen FBI yang menyelidikinya.
Robertson juga pernah memposting ancaman terhadap Jaksa Wilayah Manhattan Alvin Bragg, Jaksa Agung AS Merrick Garland dan Jaksa Agung New York Letitia James, kata pihak berwenang.
Pihak berwenang menyatakan, Robertson pernah menulis dalam posting Facebook September 2022, dengan pernyataan, “Waktunya tepat untuk satu atau dua pembunuhan presiden. Pertama Joe lalu Kamala!!!”.
Komentar
Posting Komentar