Cara Unik Warga Pati Ajak Sarapan Bareng agar Ganjar Tak Cepat Pergi dari Desa By BeritaSatu

 

Cara Unik Warga Pati Ajak Sarapan Bareng agar Ganjar Tak Cepat Pergi dari Desa

By BeritaSatu.com
beritasatu.com
July 24, 2023
Warga Desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, kompak membuat acara sarapan bersama, supaya Ganjar Pranowo tak lekas pergi meninggalkan desa.
Warga Desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, kompak membuat acara sarapan bersama, supaya Ganjar Pranowo tak lekas pergi meninggalkan desa.

Pati, Beritasatu.com - Warga Desa Tanjunganom, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, punya cara unik untuk menahan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo tinggal lebih lama di desanya. Mereka kompak membuat acara sarapan bersama, supaya Ganjar tak lekas pergi meninggalkan desa.

Ganjar datang ke desa itu pada Sabtu (5/8/2023) untuk menginap di rumah warga. Ganjar yang tiba sekitar pukul 22.00 WIB sempat berdialog bersama warga. Keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 WIB, Ganjar harus meninggalkan desa itu untuk melanjutkan kegiatannya.

Namun, sejumlah ibu-ibu di Desa Tanjunganom seolah tak rela Ganjar pergi dari desa. Mereka membuat acara khusus supaya Ganjar tinggal lebih lama. Mereka seolah tak rela, jika gubernur yang mereka cintai pergi dari desa dengan cepat.

"Kami tidak rela Pak Ganjar cepat pergi. Jadi kami ibu-ibu sepakat untuk masak bersama dengan uang iuran. Pokoknya masak untuk sarapan Pak Ganjar dan warga," kata Siti, seorang warga.

Dan benar saja, saat pagi buta, para ibu-ibu itu datang ke rumah tempat Ganjar menginap. Mereka membawa beraneka makanan yang disiapkan sejak pagi hari dan memaksa Ganjar sarapan.

"Pak Ganjar pokoknya harus sarapan dulu. Warga masih kangen sama Bapak, jangan pergi dulu," pinta warga.

Ganjar pun mengiyakan permintaan itu. Ia kemudian duduk lesehan di depan rumah warga beralaskan tikar. Ganjar kemudian sarapan bareng warga, dan warga pun tampak bahagia.

Tak hanya menahan Ganjar untuk sarapan, warga bahkan bisa berbicara lama dengannya dan menyampaikan keluhan mereka. Akhirnya, Ganjar tertahan di desa itu hingga sekitar pukul 08.00 WIB.

"Soalnya tidak pernah ada pejabat yang mau datang ke desa kami, bahkan sampai menginap. Makanya kami mau memberikan yang terbaik buat Pak Ganjar. Ini tadi bangun jam 3 pagi, masakin sarapan Pak Ganjar biar bisa sarapan bareng," kata Ida salah seorang warga.

Ibu-ibu lain di desa Tanjunganom itu juga mengatakan hal yang sama. Mereka sangat senang dengan kedatangan Ganjar dan tak rela Ganjar cepat pergi dari desanya.

"Kapan lagi bisa masak buat Pak Ganjar, jadi ini rame-rame masak biar Pak Ganjar mau sarapan bareng. Kan jadinya bisa lebih lama di sini," lanjut Ida.

Makanan yang dibawa warga itu beraneka ragam. Ada mangut lele, mie goreng, gudangan, acar, tempe goreng dan aneka lauk khas desa lainnya. Semua makanan disajikan di atas daun jati dan daun pisang, dihidangkan di atas tikar.

"Iya, harusnya saya jam 06.00 ke pendopo Kabupaten Pati karena di sana sudah ditunggu untuk acara. Tapi ini warga minta sarapan bareng sambil ngobrol. Saya senang, karena biasanya kalau dengan ngobrol santai seperti ini, semua keluhan masyarakat bisa keluar semua. Kami coba dengarkan dan carikan solusi," kata Ganjar.

Ganjar begitu senang dengan sambutan yang begitu hangat dari masyarakat Pati untuknya. Saat pamitan pun Ganjar tetap ditarik-tarik, seolah warga tak rela Ganjar pergi dari desa itu. Ia juga menyempatkan pamit sebagai Gubernur Jawa Tengah. Sebab pada 5 September nanti, ia sudah selesai menjabat sebagai gubernur Jateng.

"Kulo pamit nggih bapak ibu. Mohon maaf kalau selama ini saya ada salah. Saya doakan panjenengan semua sehat. Terima kasih sudah menerima saya di sini, semoga silaturahmi kita tetap terjalin dengan baik," ucap Ganjar.

Baca Juga

Komentar