Zelensky Tiba di Belanda Usai Serangan Keji Hantam Chernihiv Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky tiba di Belanda pada Minggu (20/8) untuk keperluan memperkuat pertahanan udara negaranya.
Kunjungan itu dilakukan Zelensky sehari setelah serangan rudal Rusia yang menewaskan tujuh orang dan melukai 148 lainnya di Kota Chernihiv, Ukraina.
"Bersama dengan Ibu Negara dan tim, kami tiba di Belanda. Seperti biasa, kami akan melakukan pembicaraan substantif dengan Perdana Menteri Mark Rutte," tulis Zelensky di Telegram dalam bahasa Inggris seperti dikutip dari AFP, Minggu (20/8).
Zelensky mendarat di pangkalan angkatan udara Eindhoven, Belanda sekitar tengah hari. Namun, rincian pengiriman pesawat ke Ukraina belum diungkapkan.
Amerika Serikat pada Jumat (18/8) telah menyetujui transfer jet tempur F-16 buatan Belanda dan Denmark ke Ukraina. Pengiriman itu dilakukan dalam upaya Kyiv yang tengah mencari daya tembak lebih besar dari negara-negara sekutu untuk serangan balasan ke Rusia.
"Masalah utamanya adalah F-16 bagi Ukraina untuk melindungi rakyat kami dari teror Rusia. Kami semakin kuat," kata juru bicara pemerintah Belanda kepada AFP.
Sementara itu, Belanda dan Denmark juga akan memimpin rencana pelatihan pilot Ukraina mengawaki pesawat buatan AS sebagai bagian dari koalisi 11 negara. Pelatihan berlangsung hingga awal 2024.
Washington memang memiliki aturan ketat terkait penjualan atau transfer peralatan militer negara itu dengan negara sekutu.
Sementara, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan menganggap jet tempur F-16 buatan Barat yang dikirim ke Ukraina sebagai ancaman nuklir. Pasalnya, pesawat itu memang memiliki kapastias untuk membawa senjata atom.
Sebelumnya, Zelensky sempat berada di Swedia pada Sabtu (19/8) atau sehari sebelum kunjungannya ke Belanda. Dia sempat bertemu Perdana Menteri Ulf Kristersson untuk menyelesaikan produksi kendaraan lapis baja СV90.
Drone Jatuh di Rusia
Rusia mengklaim sempat menggagalkan serangan pesawat tak berawak milik Ukraina di Moskow dan sekitarnya pada Minggu (20/8).
"Sekitar pukul 04.00 (0100 GMT), upaya rezim Kyiv untuk melakukan serangan teroris dengan pesawat tak berawak pada infrastruktur di Moskow dan wilayah Moskow digagalkan," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.
Drone tujuan Moskow itu dihancurkan dan jatuh ke daerah tak berpenghuni setelah kehilangan kendali. Russia melaporkan tidak ada korban atau kerusakan atas serangan itu.
Usai serangan itu, Badan penerbangan Rosaviatsia mengatakan penerbangan melalui Bandara Internasional Domodedovo dan Vnukovo kini sementara dibatasi pada malam hari.
Selain ke bandara, serangan pesawat tak berawak Ukraina juga sempat menghantam stasiun kereta api di kota Kursk, Rusia Barat dam melukai lima orang.
Gubernur wilayah selatan Rostov yang berbatasan dengan Ukraina mengatakan pertahanan udara Rusia sempat mencegat dua drone Ukraina.
Serangan 'Keji' di Chernihiv
Sementara itu, Zelensky bersumpah akan membalas serangan pada Sabtu di Kota Chernihiv, Ukraina Utara. Serangan itu bertepatan dengan hari libur Transfiguration of the Lord saat beberapa orang menghadiri kebaktian pagi di Gereja.
Vyacheslav Chaus, gubernur wilayah Chernihiv, mengumumkan tujuh orang tewas, 148 orang terluka usai serangan itu seperti yang dilaporkan pada hari ini.
"41 orang tetap di rumah sakit. 15 orang menjalani operasi," katanya dalam sebuah posting di Telegram, "lebih dari 500 rumah mengalami kerusakan".
Zelensky mencatat korban tewas termasuk seorang gadis berusia enam tahun dan ada 15 anak di antaranya terluka.
Denise Brown, koordinator kemanusiaan PBB untuk Ukraina, mengatakan serangan Russia ke alun-alun utama kota besar pada pagi hari sebagai sesuatu yang keji. Apalagi, waktu tersebut juga bertepatan saat orang-orang pergi ke Gereja untuk merayakan hari keagamaan bagi banyak orang Ukraina.
Chernihiv, 150 kilometer (90 mil) utara Kyiv menuju Belarus, sebagian besar telah terhindar dari serangan besar sejak bulan pertama invasi Rusia. Tentara Rusia berbaris melalui kota ketika menginvasi Ukraina melalui Belarusia pada Februari 2022, sebelum dipukul mundur oleh pasukan Kyiv.
Ukraina sempat meluncurkan serangan balasan pada Juni, namun menghadapi perlawanan sengit dari Rusia.
Komentar
Posting Komentar