Eks PM Inggris Boris Johnson Minta Maaf ke Keluarga Korban Covid-19 - CNN Indonesia

Eks PM Inggris Boris Johnson Minta Maaf ke Keluarga Korban Covid-19

CNN Indonesia
Jumat, 08 Des 2023 08:08 WIB
Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf kepada keluarga korban Covid-19 yang meninggal selama masa pandemi lalu.
Eks PM Inggris Boris Johnson minta maaf ke keluarga korban Covid-19. (AP/Toby Melville)
Jakarta, CNN Indonesia --

Mantan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf kepada keluarga korban Covid-19 yang meninggal selama masa pandemi lalu.

"Saya sangat menyesal atas rasa sakit dan kehilangan serta penderitaan para korban dan keluarga mereka," kata Johnson, seperti dikutip Reuters, Rabu (6/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Johnson meminta maaf demikian saat muncul sebagai saksi dalam penyelidikan Covid-19 di Inggris pada Rabu.

Pada kesempatan itu, dia meminta maaf atas kesalahan yang dia buat selama pandemi dan mengaku bahwa dirinya "sangat meremehkan" risiko yang ditimbulkan Covid-19.

Johnson merupakan PM Inggris yang menjabat pada 2019 hingga 2022. Ia mengundurkan diri secara memalukan setelah diterpa sejumlah skandal, termasuk laporan bahwa dia dan beberapa pejabat menggelar pesta di Downing Street pada 2020 dan 2021, kala mayoritas penduduk Inggris tengah mengisolasi diri imbas Covid-19.

Johnson mengaku dirinya bertanggung jawab atas semua keputusan yang ia buat di masa lalu dan memahami kemarahan publik buntut ketidakbecusannya menangani pandemi Covid-19.

Pada penyelidikan tersebut, banyak kesaksian yang mencuat tentang kegagalan Johnson memerintah Inggris di masa jabatannya. Seperti misalnya, ia yang enggan memberlakukan lockdown dan betapa 'blunder'nya dia tentang ilmu virus yang hampir membunuhnya itu.

Johnson mulanya mengatakan dia tidak percaya dengan perkiraan jumlah kematian akibat Covid-19 karena sejumlah ketakutan sebelumnya seperti pandemi flu babi dan penyakit sapi gila.

Kala pandemi-pandemi itu merebak, masyarakat sangat khawatir dengan jumlah kematian yang diprediksi tinggi. Pada faktanya, jumlah kematian jauh lebih rendah daripada yang diperkirakan.

Johnson juga mengaku cuma membaca sekilas risalah kelompok penasihat ilmiah pada beberapa kesempatan, di mana di situ sebetulnya sudah disimpulkan bahwa pandemi Covid-19 akan menyebabkan dampak yang memaksa penduduk melakukan lock down.

(blq/bac)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya