Anak Duterte Ikut 'Serang' Bongbong: Mundur jika Tak Cinta Negara - CNN Indonesia

 Anak Duterte Ikut 'Serang' Bongbong: Mundur jika Tak Cinta Negara

isa

Jakarta, CNN Indonesia --

Wali Kota Davao sekaligus anak eks presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sebastian Baste Duterte, turut mengkritik presiden inkumben Ferdinand Marcos Jr atau Bongbong.

Sebastian meminta Bongbong mengundurkan diri dari kursi presiden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bapak Presiden, jika Anda tak punya cinta dan cita-cita terhadap negara Anda, mundurlah," kata dia pada Minggu (28/1), dikutip Rappler.

Sebastian mengatakan Marcos Jr bisa menjadi presiden karena peran sang ayah yang mengabulkan keinginan lama klan Bongbong.

Sebastian juga mengkritik Marcos karena membiarkan masalah terus berlanjut di bawah pengawasan dia, termasuk perpecahan dalam pemerintahan.

"Anda belum melakukan apa pun untuk memperbaiki keadaan [dan] ini sudah berlangsung sekitar satu tahun," kata Sebastian.

Lebih lanjut, dia menerangkan jika Bongbong memegang posisi di pemerintahan dan memprioritaskan negara maka kondisi akan lebih baik.

Sebastian juga menyinggung peran ayahnya yang mengizinkan Ferdinand Marcos Sr dikebumikan di makam pahlawan.

Ayah Bongbong juga mendapat penghargaan militer pada November 2016, saat Duterte masih jadi presiden.

"Ayah saya mengizinkan ayah mereka dimakamkan," kata Baste pada Minggu (28/1), dikutip Rappler.

Kritik Sebastian muncul saat Duterte juga mengoceh soal pemerintahan Bongbong.

Duterte meminta Bongbong mundur karena dia berisiko digulingkan usai berencana mengamandemen konstitusional.

Dia lantas memperingatkan Marcos Jr tak melakukan perubahan apapun terkait konstitusi agar tak bernasib seperti ayahnya.

Ayah Bongbong, Ferdinand Marcos memerintah Filipina selama lebih dari dua dekade. Lalu pada Februari 1986, dia digulingkan oleh Revolusi Kekuatan Rakyat.

Aturan yang dimaksud yakni Konstitusi pada 1987 yang menyatakan presiden hanya bisa menjabat satu kali usai masa jabatan enam tahun.

Marcos Jr berencana mengubah konstitusi untuk memperkuat ekonomi Filipina. Namun, sejumlah pihak khawatir Bongbong turut mengubah batasan masa jabatan presiden.

(bac)

Baca Juga

Komentar