Demo Menentang soal Gaji, 15 Tewas di Papua Nugini - Beritasatu

 

Demo Menentang soal Gaji, 15 Tewas di Papua Nugini

Kerusuhan yang terjadi di Port Moresby, Papua Nugini.
Kamis, 11 Januari 2024 | 15:27 WIB
JS
JS
URL berhasil di salin.
Kerusuhan yang terjadi di Port Moresby, Papua Nugini.
Kerusuhan yang terjadi di Port Moresby, Papua Nugini. (AP/AP)

Jakarta, Beritasatu.com - Pemerintah Papua Nugini berupaya memulihkan ketertiban pada Kamis (11/1/2023) setelah sedikitnya 15 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan dan penjarahan yang menyebabkan dua kota terbesar di negara itu terbakar.

ADVERTISEMENT

Seperti dokutip AP,Kerusuhan dimulai di ibu kota, Port Moresby, pada Rabu (10/1/2024) setelah ratusan petugas polisi, tentara, staf penjara dan pegawai negeri mengundurkan diri dari pekerjaan mereka sebagai protes atas perselisihan gaji.

Pemerintah Papua Nugini mengaitkan pemotongan gaji tersebut dengan kesalahan administratif. Kerusuhan serupa juga menimbulkan kerusakan di Lae, kota terbesar kedua di negara Pasifik barat daya ini. 

Australian Broadcasting Corporation melaporkan sedikitnya 15 orang tewas di Port Moresby dan Lae. Sebanyak 180 personel pertahanan tambahan terbang ke Port Moresby pada Kamis (11/1/2024).

ADVERTISEMENT

Ketegangan di negara ini meningkat di tengah tingginya pengangguran dan meningkatnya biaya hidup. Perdana Menteri Papua Nugini James Marape mengatakan Port Moresby berada bawah tekanan, tetapi menekankan kekerasan telah mereda.

“Polisi tidak bekerja kemarin di kota ini dan orang-orang, tetapi tidak semuanya, melakukan pelanggaran hukum di beberapa bagian kota kami,” kata Marape dalam konferensi pers pada Kamis (11/1/2024).

 “Laporan situasi hingga pagi ini menunjukkan ketegangan di kota telah mereda,”ungkapnya lagi.

Banyak toko dan layanan perbankan tutup pada Kamis karena pemiliknya tengah memperbaiki kerusakan.

Papua Nugini adalah negara berkembang dan beragam yang sebagian besar penduduknya adalah petani subsistem dan memiliki sekitar 800 bahasa yang digunakan. 

Letaknya di bagian penting yang strategis di Pasifik bagian selatan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 10 juta jiwa, negara ini merupakan negara terpadat di wilayah ini setelah Australia, yang merupakan rumah bagi 26 juta jiwa.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengimbau agar tetap tenang. Dia mengatakan pemerintahnya belum menerima permintaan bantuan apa pun dari tetangga terdekatnya ini.

BACA JUGA

Papua Nugini dan Australia bulan lalu menandatangani pakta keamanan bilateral. “Komisi tinggi kami di Port Moresby terus memantau dengan cermat apa yang terjadi di sana, memastikan warga Australia mendapat perhatian,” kata Albanese kepada wartawan, Kamis.

Papua Nugini berjuang untuk membendung meningkatnya kekerasan suku dan kerusuhan sipil di daerah-daerah terpencil dan memiliki tujuan jangka panjang untuk meningkatkan jumlah polisi dari 6.000 petugas menjadi 26.000.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya