Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Giant Sea Wall yang Libatkan Prabowo Disentil Cak Imin, Begini Sejarahnya - detik

 

Giant Sea Wall yang Libatkan Prabowo Disentil Cak Imin, Begini Sejarahnya

Shafira Cendra Arini

Jakarta -

Proyek Tanggul Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW) Pantai muncul dalam pembahasan Debat Cawapres keempat pada Minggu (21/1) kemarin. Proyek tersebut disinggung oleh cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak imin.

Komitmen pembangunan proyek ini sebelumnya digaungkan kembali oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Pertahanan yang juga merupakan Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dalam Seminar Nasional Giant Sea Wall pada 10 Januari lalu.

"Bahwa jawaban yang sesungguhnya adalah konsep Giant Sea Wall. Maka demikian, saya ajak rekan-rekan saya dalam kabinet Indonesia Maju, Menko Perekonomian terutama, Menteri BUMN dan beberapa pemimpin lain dan kita sepakat kita mengangkat kembali gagasan Giant Sea Wall ini menjadi fokus perhatian," kata Prabowo di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo menyebut, untuk membangun GSW di sepanjang Pantai Utara (Pantura) Jawa membutuhkan biaya Rp 778 triliun. Lalu berkaca pada pembangunan GSW di Belanda, dibutuhkan waktu 40 tahun untuk membangun infrastruktur ini.

Sejarah Giant Sea Wall

Sekjen Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengatakan, GSW merupakan rencana besar jangka panjang dalam menyelesaikan abrasi hingga banjir rob di kawasan Pantai Utara (Pantura) Jawa. Gagasan ini telah ada sejak 2016 silam.

"Itu ada di rencana besar. Lengkap rencananya. Kan sudah diskusi panjang lebar sejak 2016 mungkin," kata Zainal di Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).

Zainal mengatakan, dulunya proyek ini bernama National Capital Integrated Coastal Development (NCICD). Proyek ini awalnya difokuskan di pesisir DKI Jakarta.

Di sisi lain, menurutnya proyek ini belum menjadi prioritas. Kementerian PUPR bersama sejumlah pihak juga telah menyiapkan sejumlah langkah mulai dari pelarangan penggunaan air tanah, hingga pembangunan sarana infrastruktur tanggul pantai dan pompa air.

"Mudah-mudahan dengan sistem ini sudah cukup, kita tidak perlu lagi Giant Sea Wall. Tapi kalo sistem ini tidak berfungsi, kita juga harus, jadi stepping, bertahap," ujarnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sementara berdasarkan penelusuran detikcom, wacana pembangunan GSW di Pantura tidak banyak dibahas. Namun justru dalam sejarahnya, yang banyak dibahas adalah tanggul laut raksasa untuk di pesisir Jakarta. Adapun wacana pembangunannya mulai muncul pada era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo pada 2007.

Berdasarkan catatan detikcom, wacana itu berangkat dari peristiwa banjir rob besar di Jakarta pada 2007 silam. Adapun masterplan dari proyek ini rampung pada 2008 bekerja sama dengan konsorsium asal Belanda.

Realisasinya awalnya dijalankan melalui program Pengembangan Kawasan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara atau NCICD di sekitar 2014-an. Program ini dilangsungkan pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Proyek ini hadir bersamaan dengan rencana reklamasi sejumlah pulau dan masuk ke Rencana Tata Ruang Wilayah DKI untuk 2010-2030. Namun demikian, rencana tersebut mendapat penolakan dari sejumlah ahli lingkungan. Bahkan Anies Baswedan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta juga meminta agar proyek sepanjang 60 km ini dipertimbangkan ulang.

Dikutip dari detikNews, pada kala itu Anies menilai, yang dibutuhkan Jakarta adalah pembangunan tanggul pantai, tapi kalau GSW merujuk kondisi di negara lain justru membuat air menjadi tidak bersih. Akan menjadi semacam kobokan.

Kini, proyek ini kembali digaungkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju. Pada akhir Desember lalu, Jokowi meminta proyek tanggul laut raksasa ini dilanjutkan.

"Kemudian urusan air laut yang masuk ke darat untuk sementara saya kira tanggul laut sudah dikerjakan, tetapi dalam jangka panjang memang giant sea wall itu harus juga segera dikalkulasi dan segera dimulai. Saya kira urusan banjir di Jakarta itu yang ingin saya sampaikan," kata Jokowi di Bogor dikutip dari detikNews, Jumat (23/12).

(shc/ara)

Posting Komentar

0 Komentar