Heru Budi Sebut DKI Masih Kekurangan Stasiun Pemantau Kualitas Udara - detik

Heru Budi Sebut DKI Masih Kekurangan Stasiun Pemantau Kualitas Udara

Brigitta Belia Permata Sari

Jakarta -

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengecek Stasiun Pemantauan Kualitas Udara di GOR Ciracas, Jakarta Timur. Heru mengatakan DKI Jakarta masih kekurangan stasiun pemantau kualitas udara (SPKU).

Pantauan detikcom di Jalan Raya Jakarta-Bogor No.25 26, RT.4/RW.8, Ciracas, Jumat (26/1/2024), Heru didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kuswanto dan Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah meninjau kondisi stasiun pengawasan udara.

Heru mengklaim kualitas udara di wilayah Ciracas dan sekitarnya cukup baik. "Contoh misalnya PM 2,5 tadi itu 41, standarnya itu 55. Kita di bawah. Terus untuk PM 10 standarnya 75, tadi 47," kata Heru.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Heru Budi pun mengatakan DKI Jakarta masih kekurangan stasiun pemantau kualitas udara (SPKU). Tercatat baru ada 13 SPKU yang terbangun hingga 2023 lalu.

"Sebelumnya sampai 2011 itu baru ada lima buah. Sekali lagi sampai 2011 baru ada lima titik," kata Heru.

Kemudian SPKU di Jakarta baru ditambah kembali pada 2023 sebanyak sembilan unit. Jumlah ini, kata Heru belum menyentuh jumlah ideal SPKU di wilayah Ibu Kota.

"Melalui program Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Asisten Pembangunan DKI Jakarta, penambahan di 2023 ada sembilan buah, dan nanti penambahan di 2024 ada empat buah," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, jumlah ideal SPKU di Ibu Kota adalah 25 unit. Untuk itu, pihaknya akan menambah SPKU di Jakarta secara bertahap.

"Idealnya ada 25. Jadi 2011 baru ada 4, tambah 9 pada 2023, jadi 13. Tambah 5 pada 2024, total jadi 18," ujar Asep.

Menurutnya, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan terlebih dahulu mengkaji lokasi-lokasi yang tepat untuk dibangun SPKU.

Dengan begitu, SPKU yang dibangun diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat terkait kondisi udara di Ibu Kota.

"Jadi kami melihat titik-titik mana yang memang bisa menggambarkan secara real situasi udara di situ. Jadi karena memang jumlahnya terbatas, harus ada titik tertentu untuk mensupport data kualitas udara kita," kata Asep.

(bel/aud)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya