Iran dan AS di Ambang Perang Terbuka, Timur Tengah Makin Gawat

Jakarta, CNN Indonesia --
Iran dan Amerika Serikat disebut-sebut di ambang perang terbuka, membuat situasi di Timur Tengah semakin gawat.
CNN membuat ulasan bahwa perang antara negara raksasa di kawasan dan dunia semakin dekat setelah perang antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina Hamas tak kunjung selesai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saling serang antara milisi yang dibekingi Iran dengan Amerika Serikat, Israel, dan negara-negara sekutu, semakin meluas di kawasan Timur Tengah.
Terlebih, intervensi langsung Iran dan AS dalam beberapa pekan semakin menguatkan kekhawatiran bahwa perang proksi antara keduanya bisa berubah jadi perang terbuka secara langsung.
Sejauh ini, Iran dan AS tampak mencoba menghindari konfrontasi langsung. AS menyerang milisi pro-Iran di Yaman, Suriah, dan Irak. Sebaliknya, kelompok bersenjata yang disokong Iran menargetkan para personel militer AS di Irak dan Suriah.
Teheran juga melancarkan serangan terhadap kelompok bersenjata musuh Iran di Irak, Suriah, dan Pakistan. Islamabad kemudian melancarkan serangan balasan ke wilayah Iran.
Iran yang sangat menentang pangkalan-pangkalan militer AS di dekat wilayahnya telah lama membangun jaringan kelompok milisi Islamis, anti-Barat, dan anti-Israel. Teheran melatih, mendanai, dan mempersenjatai kelompok tersebut.
Kelompok-kelompok itu terutama Houthi Yaman semakin agresif dalam mengganggu jalur perdagangan di Laut Merah. Situasi itu pun memaksa AS dan negara-negara Barat turun tangan untuk menyetop Houthi.
Di Palestina, Iran disebut-sebut menjadi negara yang amat setia membantu pendanaan Hamas. Teheran sendiri selalu membantah tuduhan tersebut.
Washington sebenarnya berniat menarik diri dari Timur Tengah. Namun, CNN memberikan ulasan bahwa efek dari agresi Israel di Palestina yang menimbulkan kekacauan lebih luas membuat AS terseret kembali di kawasan itu.
AS sendiri memiliki kekuatan militer yang amat besar tersebar di Timur Tengah yaitu lebih dari 30 ribu tentara.
Sejak perang di Gaza pecah, Washington secara signifikan menguatkan postur militer mereka dengan mengerahkan 1.200 prajurit, termasuk ribuan personel di kapal perang serta 200 prajurit dari unit ekspedisi marinir.
Di sejumlah tempat seperti Irak dan Suriah, keberadaan personel militer AS melebihi kehadiran militer Iran dan sekutunya.
Iran pun tidak akan tinggal diam. Mereka diprediksi akan mengerahkan pasukannya untuk memukul pasukan AS di sejumlah titik yang kerap menjadi titik panas pertempuran.
CNN kemudian mengulas bahwa sejumlah negara di Timur Tengah kemungkinan besar menjadi medan pertempuran sengit. Negara-negara itu antara lain Lebanon, Irak, Suriah, Yaman, bahkan termasuk di Jalur Gaza.
(tim/bac)
0 Komentar