Komandan IRGC Iran dan Hizbullah Diklaim Ada di Yaman Bantu Houthi - CNN Indonesia

 Komandan IRGC Iran dan Hizbullah Diklaim Ada di Yaman Bantu Houthi

CNN Indonesia

Jakarta, CNN Indonesia --

Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan milisi di Lebanon Hizbullah disebut berada di Yaman untuk membantu serangan Houthi ke kapal-kapal di Laut Merah.

Empat sumber mengatakan Komandan dan penasihat IRGC memberikan pengetahuan, data, dan dukungan intelijen untuk menentukan kapal-kapal mana saja di Laut Merah menjadi target Houthi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Garda Revolusi telah membantu Houthi dengan pelatihan militer (menggunakan senjata canggih)," kata sumber di Iran kepada Reuters, Sabtu (20/1).

Dia juga mengatakan sejumlah anggota Houthi berada di Iran termasuk untuk latihan pada Desember 2023.

"[Mereka] dilatih di pangkalan IRGC di Iran tengah untuk mengenal teknologi baru dan penggunaan rudal," kata sumber itu.

Dia menyebutkan para komandan Iran juga telah melakukan perjalanan ke Yaman. Mereka lantas mendirikan pusat komando di ibu kota Sanaa untuk memantau serangan di Laut Merah.

Dua sumber eks tentara Yaman meyakini terdapat kehadiran anggota IRGC dan Hizbullah di Yaman.

Mereka, lanjut sumber itu, bertanggung jawab mengawasi operasi militer, melatih dan merakit kembali rudal-rudal yang diselundupkan ke Yaman sebagai bagian yang terpisah.

Salah satu sumber senior regional juga menyampaikan informasi serupa.

"Keputusan politik ada di Teheran, manajemennya adalah Hizbullah, dan lokasinya adalah Houthi di Yaman," kata sumber itu.

Empat sumber yang mengetahui isu itu mengatakan Iran meningkatkan pasokan senjata ke Houthi usai agresi Israel di Gaza.

Mereka juga mengatakan Iran menyediakan berbagai senjata ke Houthi seperti drone canggih, rudal jelajah anti kapal, rudal balistik presisi, hingga rudal jarak menengah.

Menanggapi persoalan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani berulang kali membantah Teheran terlibat serangan Houthi di Laut Merah.

Juru bicara Houthi Mohammed Abdulsalam juga membantah keterlibatan Iran atau Hizbullah dalam membantu mengarahkah operasi milisi itu.

Dia juga tak membantah Houthi memiliki hubungan dengan Iran.

"Kami tak menyangkal bahwa kami memiliki hubungan dengan Iran dan bahwa kami mendapat manfaat dari pengalaman Iran dalam pelatihan dan manufaktur serta kemampuan militer," kata Abdulsalam.

Dia lalu berujar, "Namun keputusan yang diambil Yaman adalah keputusan independen dan tak ada hubungannya dengan pihak mana pun."

Lebih lanjut, Abdulsalam menerangkan tujuan Houthi adalah menargetkan kapal-kapal yang dianggap berhubungan dengan Israel atau menuju Israel tanpa menimbulkan kerugian manusia atau kerusakan signifikan.

Sumber keamanan yang dekat dengan Iran mengatakan Houthi memiliki senjata yang diperlukan untuk melawan Israel.

"Tetapi mereka perlu panduan dan saran mengenai rute pelayaran dan kapal, sehingga hal itu diberikan kepada mereka oleh Iran," kata sumber itu.

Saat ditanya lebih lanjut, dia mengatakan saran itu serupa dengan peran penasihat yang diambil Iran di Suriah, mulai dari pelatihan hingga pengawasan operasi bila diperlukan.

"Sekelompok anggota Garda Iran berada di Sanaa sekarang untuk membantu operasi itu," ujar dia.

Sementara itu, Kantor hubungan masyarakat IRGC dan juru bicara Hizbullah tak memberikan komentar terkait tuduhan keterlibatan mereka dalam serangan di Laut Merah.

Sejak Israel melancarkan agresi ke Gaza, Houthi menyerang kapal-kapal yang dianggap berkaitan dengan Israel di Laut Merah.

Houthi menyatakan tak akan berhenti menyerang sebelum Israel setop gempur Palestina.

(isa/bac)

Baca Juga

Komentar