Mahfud hingga Cak Imin Sebut Food Estate Gagal, Istana Akui Perlu Evaluasi - detik

 

Mahfud hingga Cak Imin Sebut Food Estate Gagal, Istana Akui Perlu Evaluasi

By Herdi Alif Al Hikam
finance.detik.com
January 22, 2024
Foto: Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana
Foto: Koordinator Stafsus Presiden, Ari Dwipayana
Jakarta -

Program food estate Presiden Joko Widodo (Jokowi) jadi sorotan. Sebanyak dua calon wakil presiden (cawapres) menyebutkan proyek ini merupakan proyek gagal dalam debat Calon Wakil Presiden, Minggu malam.

Koordinator Stafsus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, implementasi food estate memang tak sepenuhnya sempurna. Evaluasi memang diperlukan, perbaikan hingga penyempurnaan pun terus dilakukan.

"Dalam implementasinya kan tentu ada evaluasi ya, perbaikan-perbaikan, penyempurnaan, itu terus berjalan ya supaya apa yang jadi cita-cita, jadi tujuan kebijakan itu bisa tercapai," ujar Ari kepada wartawan di Kantor Kemensetneg, Jakarta Pusat, Senin (22/1/2024).

"Iya dievaluasi terus karena tentu implementasinya ada beberapa hal yang sifatnya kompleks yang perlu dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan," lanjutnya.

Kebijakan food estate, menurut Ari, dilakukan pemerintah untuk merespons situasi yang terjadi saat ini. Khususnya ancaman krisis pangan yang terjadi karena banyak hal, khususnya setelah pandemi COVID-19 terjadi.

Dia pun mengungkit soal beberapa negara yang mulai kelimpungan karena krisis pangan hingga tertekan inflasinya karena harga pangan melejit.

"Setelah pandemi teman-teman ketahui bahwa seluruh dunia menghadapi ancaman krisis pangan. Banyak negara yang kemudian menjadi negara gagal karena dia tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya, termasuk juga harga pangan itu melambung tinggi di pasaran dunia," beber Ari.

"Untuk merespons itu harus ada terobosan yang skalanya tidak bisa skala kecil, harus skala besar dan itulah sebabnya mengapa bapak Presiden mendorong untuk merespons dampak pandemi dan kemudian munculnya situasi krisis pangan itu dengan kebijakan lumbung pangan," lanjutnya.

Tujuan utama food estate, kata Ari, adalah untuk menghasilkan produksi pangan yang bisa memenuhi cadangan pangan, sehingga kemampuan negara untuk mandiri dari sisi pangan itu bisa tercukupi.

"Semua tidak perlu impor, tidak perlu tergantung dari negara-negara lain khususnya ketika harga cukup tinggi. Makanya kebijakan lumbung pangan itu kemudian dicoba dibangun untuk merespons itu," sebut Ari.

Kritikan food estate dari cawapres berlanjut ke halaman berikutnya.

Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dan cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menilai program food estate gagal dan mesti dihentikan. Hal ini diutarakan dalam debat Cawapres Minggu malam kemarin.

Cak Imin memaparkan visi-misinya terkait pembangunan, energi, pangan hingga agraria di debat cawapres malam ini. Cak Imin menyindir soal seseorang yang memiliki kuasa atas tanah 550 ribu hektare dan mengatakan masalah pangan dengan food estate mesti dihentikan.

"Hasil sensus pertanian BPS menunjukkan bahwa 10 tahun terakhir telah terjadi jumlah petani rumah tangga gurem, rumah tangga petani gurem berjumlah hampir 3 juta. Ini artinya 16 juta rumah tangga petani hanya memiliki tanah setengah hektare," kata Cak Imin.

Dia kemudian menyindir soal seseorang yang memiliki kuasa atas tanah 500 ribu hektare. "Sementara ada seseorang yang memiliki tanah 500 ribu hektare sebagai kekuasaan yang diberikan negara kepadanya," paparnya.

Sementara itu, Mahfud MD menyebut proyek Food Estate menjadi salah satu proyek pemerintah yang gagal dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dia bilang, proyek ini justru merusak lingkungan dan membuat rugi negara.

"Untuk menjaga kelestarian lingkungan alam kita, kita punya program petani bangga bertani, di laut jaya, nelayan sejahtera," tutupnya.

Sementara itu Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang selama ini menyuarakan keberlanjutan pemerintah Jokowi, mengakui ada sebagian food estate yang gagal. Namun di Gunung Mas Kalimantan Tengah (Kalteng), Gibran mengklaim food estate berhasil panen untuk komoditas jagung dan singkong.

Gibran mengajak para kompetitornya untuk menyuarakan optimisme dan tidak memberikan narasi yang menakutkan masyarakat.

"Jangan kita berikan narasi menakutkan kepada warga, intinya adalah program-program yang sudah berjalan sekarang, nomor 1 dan 3 ini kan kompak Food Estate gagal. Saya tegaskan lagi pak, memang ada yang gagal, tapi ada yang berhasil juga yang sudah panen, misal di Gunung Mas Kalteng itu sudah panen jagung dan singkong, cek saya ininya, datanya" papar Gibran.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya