Serang Kebijakan Jokowi, Pengamat: Cak Imin-Mahfud Rugikan Diri Sendiri
Jakarta, Beritasatu.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan nomor urut 3, Mahfud MD menyerang kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam debat putaran keempat Pilpres 2024 pada Minggu (21/1/2024). Beberapa kebijakan Jokowi yang diserang seperti lumbung pangan nasional (food estate) dan reforma agraria.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai, sikap Mahfud dan Cak Imin yang menyerang Jokowi merugikan diri sendiri. Faktor utamanya karena keduanya merupakan pendukung pemerintah.
Cak Imin yang merupakan ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menempatkan beberapa kadernya untuk duduk di pemerintahan. Sementara itu, Mahfud MD menjabat sebagai menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan.
"Jadi menyerang Jokowi tidak relevan dan tidak bagus. Ini tentu tidak baik, Apa namanya, itu mengkritik diri sendiri," ujarnya kepada Beritasatu.com, Selasa (23/1/2024).
Ujang mengaku, publik akan mempertanyakan sikap Cak Imin dan Mahfud tersebut. Secara politik, serangan yang dilakukan Mahfud justru merugikan diri sendiri.
"Sesungguhnya merugikan paslon nomor urut 1 dan 3 sendiri karena publik akan mellihat mereka bagian dari pemerintah, PKB bagian dari pemerintah. Lalu juga Mahfud MD juga masih bagian dari pemerintah karena menko polhukam," bebernya.
Sebelumnya Cak Imin dan Mahfud MD terlihat kompak menyerang kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu terlihat dalam debat kedua Cawapres di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (21/1/2024).
Kekompakan itu terlihat saat Mahfud menanyakan pendapat Cak Imin soal food estate yang dinilainya gagal. Saat itu, Mahfud menyinggung soal kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia. Bahkan, penggundulan hutan Indonesia tertinggi di dunia.
"Apakah Pak Muhaimin setuju bahwa kita telah gagal menghentikan kerusakan hutan dan juga food estate sesuai dengan penilaian Walhi dan Greenpeace?" tanya Mahfud.
Menurut Cak Imin, kunci sukses menghentikan deforestasi adalah penghijauan. "Yang patut untuk bisa menjadi alat ukur dari seluruh rencana mengurangi deforestasi itu adalah berapa prestasi untuk melakukan penghijauan atau reforestasi," tuturnya.
Terkait hal itu, Cak Imin mengaku setuju. "Sampai hari ini saya setuju dengan Pak Mahfud tidak ada keseriusan dan kesungguhan untuk melakukan itu," ucapnya.
Cak Imin kemudian menyinggung soal pangan nasional. Menurut dia, petani kerap diabaikan. "Bahkan mau menyediakan pangan nasional saja, kenapa tidak melibatkan petani malah juga melakukan penggundulan hutan dan gagal lagi karena tidak melibatkan masyarakat adat setempat, juga tidak melibatkan petani bahkan merusak keanekaragaman hayati kita," bebernya.
Dia menegaskan, hal itu terkait keberpihakan terhadap rakyat dan pembangunan. "Menurut saya ini soal keberpihakan Pak Mahfud. Keberpihakan kepada pembangunan yang berbasis keberlanjutan. Kita tidak akan main-main dengan soal ini. Ini soal nasib generasi," ungkapnya.
Komentar
Posting Komentar