29 Ekonom Tanda Tangani Petisi: Stop Pencairan Bansos jelang Pemilu 2024! - inews

 29 Ekonom Tanda Tangani Petisi: Stop Pencairan Bansos jelang Pemilu 2024!

Atikah Umiyani
29 Ekonom Tanda Tangani Petisi: Stop Pencairan Bansos jelang Pemilu 2024!29 Ekonom Tanda Tangani Petisi: Stop Pencairan Bansos jelang Pemilu 2024!

29 ekonom tanda tangani petisi (Foto: Atikah)

JAKARTA, iNews.id - Sejumlah ekonom yang tergabung dalam Forum Ekonom Indonesia (FEI) ramai-ramai menandatangani petisi. Dalam petisi tersebut, mereka meminta penyetopan pemberian bantuan sosial (bansos) yang dipolitisasi jelang Pemilu 2024

Selain soal bansos, diskusi yang dihadiri 29 ekonom itu juga menghasilkan sejumlah catatan yang perlu diperhatikan oleh pemerintah dan para pasangan calon kandidat. 

Baca Juga

Jokowi Bagi-Bagi Beras Bansos di Bantul, Tegaskan Dilanjut Kalau Anggaran CukupJokowi Bagi-Bagi Beras Bansos di Bantul, Tegaskan Dilanjut Kalau Anggaran Cukup

    "Menghindarkan bantuan sosial (bansos) sebagai instrumen kepentingan politik dan mengembalikan program tersebut sebagai instrumen perlindungan sosial yang merupakan hak masyarakat miskin dan tanggung jawab negara serta evaluasi efektifitas penyaluran bansos tanpa data yang terintegrasi," ujar Pakar Ekonomi Syariah, Muhammad Syafii Antonio dalam konferensi hasil diskusi yang bertema Menggagas Strategi Pembangunan Ekonomi Baru untuk Indonesia di Hotel Wyndham Casablanca Jakarta, Rabu (31/1/2024).

    Selain itu, kata Syafii, catatan lainnya adah pengembalian kebijakan dan program pembangunan populis menuju kebijakan dan program pembangunan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi rasional, realistis dan berkelanjutan. Kemudian, merumuskan kebijakan pembangunan yang inklusif untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 

    "Melakukan revisi terhadap 4 UU yang tidak rasional dan banyak merugikan perekonomian nasional secara keseluruhan termasuk menciptakan ketimpangan yang makin buruk di antaranya adalah yaitu UU Ciptaker, UU KPK, UU Kesehatan dan UU Minerba," katanya.

    Lalu juga, mengevaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagai upaya mitigasi risiko yang merugikan keuangan negara.

    "Mengevaluasi strategi reindustrialisasi mencakup hilirisasi dan investasi yang menekankan pada padat modal dan sumber daya mineral telah merugikan kesejahteraan rakyat, keuangan negara dan merusak lingkungan," ujarnya.

    Catatan selanjutnya adalah mereformasi pengelolaan fiskal termasuk manajemen utang untuk menjamin keberlanjutan fiskal untuk menaikan pendapatan negara dan mengurangi beban utang negara. 

    "Reformasi kebijakan ketahanan pangan termasuk food estate tidak memberikan manfaat karena kebijakan tersebut tidak melibatkan partisipasi petani. Kebijakan tersebut dinilai sarat penghamburan sumber daya APBN," tutur dia.

    Berikutnya, mengingatkan pentingnya ekonomi syariah dalam konstruksi kebijakan perekonomian nasional. Adapun 29 ekonom yang hadir yaitu:

    1. Agus Widarjono 
    2. Didin S Damanhuri 
    3. Hermanto S
    4. Indra Bastian 
    5. Suyanto Phd 
    6. Muhammad Syafii Antonio 
    7. Abdul Malik 
    8. Abdul Malik Gismar 
    9. Irfan Syauqi Beik 
    10. Amin Subekti 
    11.  Anggito Abimanyu 
    12. Aries Muftie 
    13. Awalil Rizky 
    14. Fadhil Hasan 
    15. Hendri Saparini 
    16. Jilal Mardhani 
    17. Rizal Taufikurahman 
    18. Ninasapti Triaswati 
    19. Suryani Motik 
    20. Syaifulrahman 
    21. Umar Juoro 
    22. Yanuar Rizky 
    23. Said Didu 
    24. Achmad Nur Hidayat
    25. Eko Listiyanto
    26. Wijayanto Samirin
    27. Mufidah Said Bawazier
    28. Mufid Ashiddiq 
    29. Bima P Santosa.


    Editor : Puti Aini Yasmin

    Komentar

    Opsi Media Informasi Group

    Baca Juga (Konten ini Otomatis dan tidak dikelola oleh kami)

    Antarkabarid

    Arenanews

    Berbagi Informasi

    Kopiminfo

    Media Informasi

    Opsi Informasi

    Opsiin

    Opsitek