Bulog tinjau persiapan panen di Blora-Grobogan untuk pasokan pangan
25 Februari 2024 21:18 WIB
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi meninjau kesiapan panen di daerah Kabupaten Blora dan Grobogan di Jawa Tengah guna memastikan pasokan pangan yang memadai sehingga bisa menstabilkan harga beras di pasaran.
"Kami hari ini melihat langsung tanda-tanda awal panen di kawasan ini," kata Bayu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Bayu bersama Bupati Blora Arief Rohman meninjau kondisi hamparan persawahan di daerah sentra produksi Kabupaten Blora dan dilanjutkan ke Grobogan yang mulai panen dan sebagian satu atau dua minggu lagi akan panen.
Ia mengungkapkan bahwa Bulog bersama Pemda setempat juga melihat aktivitas yang meningkat di salah satu pusat penggilingan padi, yakni CV Sumber Makmur Blora, yang menandakan bahwa panen sudah mulai datang.
Bayu menambahkan bahwa dengan mulai masuknya beras swasta ke pasar dengan harga sesuai HET, diharapkan dapat segera mendorong pasar beras untuk kembali normal.
Langkah ini, kata Bayu, diharapkan dapat memberikan kepastian harga dan pasokan bagi masyarakat, serta mengurangi tekanan terhadap ketersediaan beras di pasaran.
Ia menuturkan bahwa berbagai langkah dan upaya diambil oleh Bulog dan pemerintah daerah dalam mengendalikan harga beras sehingga dapat menjaga stabilitas harga di pasaran. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan pasar beras dapat segera kembali ke kondisi normal untuk kesejahteraan masyarakat.
Bulog berkomitmen akan terus memantau perkembangan harga dan pasokan beras di pasar, serta melakukan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar dan kesejahteraan masyarakat, salah satunya penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Sementara itu, Murdono pemilik penggilingan CV Sumber Makmur Blora menjelaskan bahwa sudah ada sekitar 100 ton beras premium dalam kemasan merek Mawar dan merek Padi yang siap dikirim ke ritel modern dan pasar tradisional.
Murdono menambahkan bahwa harga jualnya sekitar Rp13 ribu per kilogram, sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
“Harga jualnya sekitar Rp13 ribu per kilogram sehingga akan dijual ke konsumen dengan harga sesuai HET. Juga masih ada sekitar 50 ton beras pecah kulit belum dikemas dan 100-an ton gabah siap olah," ujar Murdono.
Baca juga: Pemerintah lalukan intervensi pasar seimbangkan harga pangan
Baca juga: Bulog: Bantuan beras bantu masyarakat di tengah gejolak pangan dunia
Baca juga: Presiden Jokowi jelaskan penyebab kenaikan beras
"Kami hari ini melihat langsung tanda-tanda awal panen di kawasan ini," kata Bayu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Bayu bersama Bupati Blora Arief Rohman meninjau kondisi hamparan persawahan di daerah sentra produksi Kabupaten Blora dan dilanjutkan ke Grobogan yang mulai panen dan sebagian satu atau dua minggu lagi akan panen.
Ia mengungkapkan bahwa Bulog bersama Pemda setempat juga melihat aktivitas yang meningkat di salah satu pusat penggilingan padi, yakni CV Sumber Makmur Blora, yang menandakan bahwa panen sudah mulai datang.
Bayu menambahkan bahwa dengan mulai masuknya beras swasta ke pasar dengan harga sesuai HET, diharapkan dapat segera mendorong pasar beras untuk kembali normal.
Langkah ini, kata Bayu, diharapkan dapat memberikan kepastian harga dan pasokan bagi masyarakat, serta mengurangi tekanan terhadap ketersediaan beras di pasaran.
Ia menuturkan bahwa berbagai langkah dan upaya diambil oleh Bulog dan pemerintah daerah dalam mengendalikan harga beras sehingga dapat menjaga stabilitas harga di pasaran. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan pasar beras dapat segera kembali ke kondisi normal untuk kesejahteraan masyarakat.
Bulog berkomitmen akan terus memantau perkembangan harga dan pasokan beras di pasar, serta melakukan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar dan kesejahteraan masyarakat, salah satunya penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Sementara itu, Murdono pemilik penggilingan CV Sumber Makmur Blora menjelaskan bahwa sudah ada sekitar 100 ton beras premium dalam kemasan merek Mawar dan merek Padi yang siap dikirim ke ritel modern dan pasar tradisional.
Murdono menambahkan bahwa harga jualnya sekitar Rp13 ribu per kilogram, sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
“Harga jualnya sekitar Rp13 ribu per kilogram sehingga akan dijual ke konsumen dengan harga sesuai HET. Juga masih ada sekitar 50 ton beras pecah kulit belum dikemas dan 100-an ton gabah siap olah," ujar Murdono.
Baca juga: Pemerintah lalukan intervensi pasar seimbangkan harga pangan
Baca juga: Bulog: Bantuan beras bantu masyarakat di tengah gejolak pangan dunia
Baca juga: Presiden Jokowi jelaskan penyebab kenaikan beras
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024
Tags:
Komentar
Posting Komentar