Direktur CIA bakal kunjungi Mesir untuk bahas soal sandera di Gaza
10 Februari 2024 14:14 WIB
Washington (ANTARA) - Direktur CIA AS William Burns akan mengunjungi Kairo pekan depan untuk membahas dengan para pejabat Mesir mengenai upaya pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza, menurut media Axios, yang mengutip dua pejabat AS dan Israel.
Burns, negosiator utama pemerintahan Biden dalam upaya pembebasan sandera, akan melakukan perjalanan ke Kairo pada Selasa (13/2) untuk mencapai kesepakatan dengan Israel, kata pemberitaan itu pada Jumat (9/2).
Israel dilaporkan mengatakan kepada para pejabat Mesir dan Qatar pada Kamis (8/2) bahwa mereka menolak tuntutan yang dibuat oleh Hamas sebagai tanggapan atas usulan kesepakatan penyanderaan.
Namun, Israel dilaporkan akan bersedia untuk bernegosiasi berdasarkan proposal yang diajukan dua pekan lalu.
Proposal itu melibatkan kesepakatan tiga fase, yang mencakup gencatan senjata dan pembebasan tahanan asal Palestina dengan imbalan pembebasan orang-orang yang disandera oleh Hamas.
Pada 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel, menewaskan 1.200 orang dan menculik lebih dari 200 lainnya. Serangan tersebut memicu operasi militer balasan oleh Israel, yang menyebabkan kematian lebih dari 27.500 orang di Jalur Gaza, menurut pihak berwenang setempat.
Pada November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata berakhir pada 1 Desember, setelah beberapa kali perpanjangan.
Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Hamas masih berkonsultasi soal pertukaran sandera dan gencatan senjata
Baca juga: AS, Qatar dan Mesir lakukan upaya diplomatik jamin pembebasan sandera
Burns, negosiator utama pemerintahan Biden dalam upaya pembebasan sandera, akan melakukan perjalanan ke Kairo pada Selasa (13/2) untuk mencapai kesepakatan dengan Israel, kata pemberitaan itu pada Jumat (9/2).
Israel dilaporkan mengatakan kepada para pejabat Mesir dan Qatar pada Kamis (8/2) bahwa mereka menolak tuntutan yang dibuat oleh Hamas sebagai tanggapan atas usulan kesepakatan penyanderaan.
Namun, Israel dilaporkan akan bersedia untuk bernegosiasi berdasarkan proposal yang diajukan dua pekan lalu.
Proposal itu melibatkan kesepakatan tiga fase, yang mencakup gencatan senjata dan pembebasan tahanan asal Palestina dengan imbalan pembebasan orang-orang yang disandera oleh Hamas.
Pada 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel, menewaskan 1.200 orang dan menculik lebih dari 200 lainnya. Serangan tersebut memicu operasi militer balasan oleh Israel, yang menyebabkan kematian lebih dari 27.500 orang di Jalur Gaza, menurut pihak berwenang setempat.
Pada November, Qatar memediasi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan dan sandera, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Gencatan senjata berakhir pada 1 Desember, setelah beberapa kali perpanjangan.
Lebih dari 100 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Hamas masih berkonsultasi soal pertukaran sandera dan gencatan senjata
Baca juga: AS, Qatar dan Mesir lakukan upaya diplomatik jamin pembebasan sandera
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024
Tags:
Komentar
Posting Komentar