Ticker

6/recent/ticker-posts

Ad Code

Responsive Advertisement

Guru Besar IAIN: Pentingnya Keadilan, Toleransi, dan Inklusi Setelah Pemilu - BeritaSatu

 

Guru Besar IAIN: Pentingnya Keadilan, Toleransi, dan Inklusi Setelah Pemilu

Sabtu, 24 Februari 2024 | 19:40 WIB
A
BW
Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Prof. Khairil Anwar
Guru Besar Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya Prof. Khairil Anwar (Antara )

Jakarta, Beritasatu.com - Guru besar pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangkaraya KH Khairil Anwar mengatakan, ada tiga aspek kunci yang menjadi landasan utama bagi Indonesia setelah pemilihan umum (pemilu), yaitu keadilan, toleransi, dan inklusivitas.

ADVERTISEMENT

"Keadilan, toleransi, dan inklusivitas harus menjadi landasan utama bagi masyarakat Indonesia dalam melangkah setelah pemilu. Dengan kesadaran yang tinggi terhadap nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan, saya berharap Indonesia dapat menghadapi masa depan dengan persatuan dan keharmonisan yang kokoh," kata Khairil, Sabtu (24/2/2024).

Menurut Khairil, nilai-nilai tersebut harus menjadi pijakan utama bagi masyarakat Indonesia saat memasuki periode setelah Pemilu 2024.

BACA JUGA

Dia menekankan bahwa kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan sangatlah penting untuk membangun masa depan yang bersatu dan harmonis bagi Indonesia.

Khairil juga menyoroti perlunya proses rekonsiliasi dan pembangunan kebangsaan setelah pemilu, mengingat adanya perbedaan pandangan yang timbul selama masa kampanye.

Dia mengatakan, semua pihak yang berkompetisi harus berupaya untuk berdamai secara bijaksana, terutama dalam menghadapi dinamika politik setelah Pemilu 2024.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Kalimantan Tengah itu juga mengusulkan ada pertemuan perwakilan partai politik, termasuk tokoh-tokoh nasionalis dan agamis, yang dianggap dapat mendekati berbagai pihak.

BACA JUGA

Dia menyebut Sri Sultan Hamengku Buwono X, KH Ahmad Mustofa Bisri dari Nahdlatul Ulama, dan Haedar Nashir dari Muhammadiyah merupakan tokoh-tokoh yang dapat berperan sebagai jembatan rekonsiliasi.

Pemilihan tokoh-tokoh tersebut tidak semata-mata berdasarkan afiliasi politik, melainkan berfokus pada karakter inklusif dan wawasan kebangsaan yang dimiliki oleh mereka.

Langkah itu diharapkan dapat memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan mempersatukan Indonesia pascapemilu.

BACA JUGA

“Menurut saya, langkah pertama rekonsiliasi dapat dimulai dari simpul-simpul antar-partai politik yang sempat berbeda dalam menentukan dukungan dan pandangannya," jelasnya.
 

Posting Komentar

0 Komentar