Israel sebut target militer selanjutnya di Jalur Gaza adalah Rafah
6 Februari 2024 16:43 WIB
Yerusalem (ANTARA) - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Senin mengatakan target militer berikutnya di Jalur Gaza adalah kota selatan Rafah, yang dia klaim menjadi benteng terakhir kelompok Palestina Hamas.
Pernyataan tersebut diucapkan Gallant dalam konferensi pers, menurut media publik KAN.
Gallant mengatakan pejuang Hamas dan para pemimpinnya bersembunyi di Rafah.
"Kami juga akan menjangkau daerah-daerah yang belum kami serang yaitu di Jalur Gaza tengah dan selatan, dan terutama (benteng) terakhir Hamas di Rafah, " kata dia.
Lebih dari 1,3 juta orang saat ini tinggal di Rafah dan wilayah sekitarnya, yang sebagian besar mereka yang mengungsi dari wilayah lain Gaza.
Beberapa kelompok hak asasi telah memperingatkan atas serangan militer Israel di Rafah, yang dapat menyebabkan banyak korban jiwa.
Gallant menegaskan kembali bahwa pada akhir perang, Hamas tidak akan dapat lagi mengendalikan Gaza.
Dia menggambarkan operasi darat militer di Gaza sebagai "salah satu yang paling kompleks dan rumit sepanjang sejarah perang."
Sementara itu Hamas belum memberi tanggapan atas pernyataan Gallant.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 warga Israel.
Setidaknya 27.478 warga Palestina tewas dan 66.835 lainnya terluka dalam serangan Israel tersebut, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong itu pada Senin.
Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pemukim Yahudi terus blokir bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza
Baca juga: Sekjen PBB khawatirkan meluasnya serangan militer Israel ke Rafah
Baca juga: 193 truk bantuan kemanusiaan masuki Gaza via Rafah
Pernyataan tersebut diucapkan Gallant dalam konferensi pers, menurut media publik KAN.
Gallant mengatakan pejuang Hamas dan para pemimpinnya bersembunyi di Rafah.
"Kami juga akan menjangkau daerah-daerah yang belum kami serang yaitu di Jalur Gaza tengah dan selatan, dan terutama (benteng) terakhir Hamas di Rafah, " kata dia.
Lebih dari 1,3 juta orang saat ini tinggal di Rafah dan wilayah sekitarnya, yang sebagian besar mereka yang mengungsi dari wilayah lain Gaza.
Beberapa kelompok hak asasi telah memperingatkan atas serangan militer Israel di Rafah, yang dapat menyebabkan banyak korban jiwa.
Gallant menegaskan kembali bahwa pada akhir perang, Hamas tidak akan dapat lagi mengendalikan Gaza.
Dia menggambarkan operasi darat militer di Gaza sebagai "salah satu yang paling kompleks dan rumit sepanjang sejarah perang."
Sementara itu Hamas belum memberi tanggapan atas pernyataan Gallant.
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 warga Israel.
Setidaknya 27.478 warga Palestina tewas dan 66.835 lainnya terluka dalam serangan Israel tersebut, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong itu pada Senin.
Serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pemukim Yahudi terus blokir bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza
Baca juga: Sekjen PBB khawatirkan meluasnya serangan militer Israel ke Rafah
Baca juga: 193 truk bantuan kemanusiaan masuki Gaza via Rafah
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024
Tags:
Komentar
Posting Komentar