KPPU Telusuri Kemungkinan Praktik Kolusi Terkait Mahalnya Beras Premium di Pasar - inilah

 

KPPU Telusuri Kemungkinan Praktik Kolusi Terkait Mahalnya Beras Premium di Pasar

Oleh
Share

Anggota Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha Hilman Pujana memberi keterangan usai FGD bersama Kementerian/Lembaga dan pelaku usaha dalam membahas harga beras yang tinggi di Jakarta, Rabu (28/2/2024). (Foto: Antara).

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menggandeng sejumlah Kementerian dan Lembaga hingga asosiasi dan pelaku usaha guna membahas hal-hal yang menjadi penyebab mahalnya harga beras premium di pasaran menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.

Tim KPPU akan memeriksa apakah terdapat sumbatan dalam distribusi beras, serta apakah terdapat indikasi adanya kesepakatan atau praktik kolusi di antara pelaku usaha dalam rantai distribusi.

Jika ditemukan indikasi praktik kolusi atau pelanggaran hukum lainnya, KPPU akan mengambil tindakan sesuai dengan kewenangannya sebagai lembaga pengawas persaingan usaha.

“Saya enggak bisa menyampaikan di sini (apakah ada indikasi atau tidak), nanti kita rumuskan dari hasil hasil FGD, hasil dari pengumpulan informasi, kalau memang konteksnya nanti outputnya adalah penegakan hukum ya akan diproses penegakan hukum, kalau konteksnya bentuknya saran pertimbangan kepada pemerintah ya tentunya kita akan lakukan,” kata Anggota Komisioner KPPU Hilman Pujana di Jakarta, Rabu (28/2/2024).

KPPU menggelar Focus Group Discussion (FGD) dihadiri oleh perwakilan produsen beras premium, asosiasi penggilingan padi, kementerian/lembaga terkait seperti Kementerian Pertanian, Badan Pangan Nasional, dan Kementerian Perdagangan, serta pihak-pihak terkait lainnya seperti Polri, Bulog, dan Food Station dari Cipinang.

Advertisement

“Sore ini yang dilakukan KPPU yaitu FGD tentang pangan khususnya menyikapi naiknya beberapa komoditas. Ini memang dilakukan secara rutin KPPU melakukan monitoring harga beras khususnya menjelang puasa, menjelang Lebaran kita terus melakukan pengawasan,” kata Hilman.

Hilman menuturkan, kegiatan FGD tersebut dilakukan secara rutin sebagai bagian dari upaya KPPU dalam memantau harga beras, khususnya menjelang puasa dan lebaran.

Dalam FGD, berbagai aspek terkait harga beras dibahas, baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Hal tersebut dimaksudkan untuk memahami kondisi pasar secara komprehensif, termasuk dampak dari faktor cuaca seperti fenomena iklim El Nino dan penurunan produksi beras.

“Ada beberapa muncul tadi hal yang pertama terkait dengan cuaca iklim El Nino, kemudian dari sisi suplai berasnya juga mengalami penurunan, ada beberapa hal salah satunya kurangnya luasan lahan. Lahan produksi tadi disampaikan oleh beberapa peserta FGD,” ucap Hilman.

Hilman mengatakan, KPPU berkomitmen untuk terus memantau pergerakan harga dan mengevaluasi apakah terdapat masalah di dalam rantai pasokan atau distribusi beras.

Baca Juga:

Dia menambahkan, tim pemantauan KPPU, baik di tingkat pusat maupun di kantor wilayah, secara khusus akan terus memantau komoditas yang mengalami pergerakan harga.

Bentuk Tim Khusus

Hilman juga menyebut, pihaknya telah membentuk tim khusus untuk mengusut penyebab mahalnya harga beras premium di pasaran.

“Kemarin di rapat komisi sudah diputuskan untuk bentuk tim khusus, jadi memang kita concern untuk beras ini dilakukan tim khusus antara tim kajian dengan tim penegakan hukum,” kata Hilman.

Hilman mengungkapkan, keputusan pembentukan tim tersebut diambil dalam rapat komisi sebagai respons terhadap kekhawatiran terkait harga beras. Tim tersebut akan mengumpulkan segala informasi terkait penyebab mahalnya harga beras serta menganalisa seluruh aktivitas perberasan mulai dari hulu hingga hilir.

Dia menerangkan, tim khusus tersebut terdiri dari Deputi Kajian Advokasi untuk Pencegahan hingga Komisioner Bidang Penegakan Hukum yang akan bertindak berdasarkan temuan dari analisis temuan nantinya.

Baca Juga

Komentar